Kopda Eri Priambodo Gugur dalam Ledakan Amunisi di Garut, Tinggalkan Duka Mendalam
Kabar duka menyelimuti keluarga besar Kopda Eri Priambodo, seorang prajurit TNI AD yang gugur dalam insiden ledakan amunisi di Garut, Jawa Barat. Peristiwa tragis yang terjadi pada Senin (12/5/2025) tersebut tidak hanya merenggut nyawa Eri, tetapi juga meninggalkan luka mendalam bagi keluarga dan rekan-rekannya.
Sebelum tragedi itu terjadi, Kopda Eri sempat menyampaikan sebuah harapan mulia kepada ayahnya, Rusman. Prajurit berusia 36 tahun itu berencana untuk menyunatkan kedua putranya pada bulan Juni mendatang, bertepatan dengan momen Hari Raya Idul Adha. "Dia bilang mau nyunatin anak bulan haji nanti. Katanya di daerah Sunda, sunat sudah dilakukan pas anak-anak," ujar Rusman dengan nada pilu.
Rusman menceritakan, komunikasi terakhirnya dengan sang putra terjalin sekitar dua pekan sebelum kejadian nahas itu. Melalui panggilan video, Eri mengabarkan perihal tugasnya dalam operasi peledakan amunisi di Garut. Tak disangka, percakapan itu menjadi yang terakhir bagi mereka.
Kopda Eri Priambodo, yang telah mengabdikan diri sebagai prajurit TNI AD sejak tahun 2007, bertugas di Jakarta dengan satuan terakhir di Pusat Amunisi III Pusat Peralatan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat. Kabar duka mengenai kepergiannya diterima Rusman pada Senin siang, sekitar pukul 14.30 WIB. "Kakak iparnya mengabari Eri kena musibah di Garut," ungkapnya.
Kepergian Kopda Eri meninggalkan duka mendalam bagi kedua putranya yang masih kecil, seorang di bangku sekolah dasar dan seorang lagi di pendidikan anak usia dini. Almarhum dikenal sebagai sosok ayah yang penyayang dan prajurit yang berdedikasi.
Ledakan dahsyat yang merenggut nyawa Kopda Eri terjadi di kawasan Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut. Insiden tersebut terjadi saat satuan Angkatan Darat melaksanakan pemusnahan amunisi kedaluwarsa. Selain Eri, tragedi itu juga menewaskan sejumlah prajurit TNI dan warga sipil.