Krisis Air Bersih di Pulau Buru: Warga Wansar Bangun Sistem Penampungan Mandiri dengan Bantuan Internasional

Puluhan tahun lamanya masyarakat Dusun Wansar, yang terletak di Kecamatan Fena Leisela, Kabupaten Buru, Maluku, hidup dalam kondisi memprihatinkan akibat ketiadaan akses terhadap air bersih. Ironisnya, dusun ini dikelilingi oleh sumber air alami yang melimpah dari Danau Rana. Namun, infrastruktur yang rusak, terutama pipa-pipa yang bocor dan reservoir yang tidak berfungsi, memaksa mereka untuk mengandalkan air hujan sebagai satu-satunya sumber air untuk kebutuhan sehari-hari.

Kondisi ini memaksa warga untuk berinisiatif membangun sistem penampungan air hujan secara mandiri. Dengan segala keterbatasan, mereka menampung air hujan di tempat khusus dan kemudian memindahkannya ke bak-bak penampungan sederhana dengan cara manual. Mama Eci, salah seorang warga, mengungkapkan perjuangannya setiap malam untuk mendapatkan air. "Setiap malam, saat semua orang terlelap, saya menampung air dengan baskom. Saya bisa bolak-balik belasan kali hanya untuk mengisi penuh wadah air di rumah," tuturnya.

Namun, secercah harapan muncul ketika pemerintah Chile melalui Selavip Foundation dan berbagai organisasi seperti Proyecto Universal, Pohon Sagoe Maluku, Universidad Católica de Chile (UC Chile) dan Fakultas Teknik Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM) tergerak untuk memberikan bantuan. Mereka berkolaborasi dengan masyarakat Wansar untuk membangun sistem air bersih yang baru.

Proyek ini mencakup pembangunan pipa sepanjang 1,5 kilometer dari sumber air yang terletak di dalam hutan. Pipa-pipa tersebut akan mengalirkan air ke rumah-rumah yang dihuni oleh sekitar 36 kepala keluarga. Jarak antara sumber air dan permukiman berkisar antara 500 hingga 700 meter dengan kontur jalan yang menanjak.

Ega Pattiasina dari Pohon Sagoe Foundation Maluku menjelaskan bahwa saat ini proyek pembangunan telah mencapai tahap pembuatan bronkap (bron-capture), yang merupakan titik awal penyaluran air bersih dari sumber air.

Semangat gotong royong dan harapan akan air bersih terlihat jelas dari partisipasi aktif warga, termasuk anak-anak. Mereka tidak hanya membantu mengangkut material, tetapi juga menyiapkan makanan untuk para pekerja. Alvaro, perwakilan dari Proyecto Universal, menekankan bahwa bantuan ini merupakan wujud solidaritas global dan keyakinan akan kesetaraan.

"Kita semua adalah bagian dari ekosistem yang saling bergantung, dan tidak seorang pun boleh tertinggal. Kami percaya pada kesetaraan, bahwa setiap wilayah memiliki kontribusi dan kekuatan untuk maju, dan kami melihat Wansar sebagai komunitas berdaya yang hanya membutuhkan dukungan profesional untuk mewujudkan mimpi-mimpinya," ujarnya.

Proyek pembangunan sistem air bersih ini ditargetkan selesai antara bulan Juni hingga Juli, dengan total waktu pengerjaan selama lima bulan. Diharapkan, dengan adanya sistem ini, warga Dusun Wansar dapat segera menikmati air bersih yang layak dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Kondisi di Wansar tidak hanya terhambat oleh krisis air bersih, tetapi juga belum memiliki akses listrik, internet, jalan yang memadai, maupun layanan kesehatan.Fasilitas yang ada sangat terbatas. Hanya satu sekolah yang memiliki dua ruang kelas, dua toilet umum, satu perpustakaan kecil, dan satu balai pertemuan.

Transportasi menuju Dusun Wansar pun menjadi tantangan karena akses jalan yang buruk.Satu-satunya transportasi ke sana adalah menggunakan sepeda motor dengan harga sewa yang sangat tinggi.Untuk sekali jalan, warga harus merogoh kocek hingga Rp 2 juta. Mama Eci menuturkan, kondisi jalan menuju dusunya rusak parah, dan satu-satunya rute harus melewati sungai besar yang tidak memiliki jembatan.

  • Setiap malam, saat semua orang terlelap, saya menampung air dengan baskom.
  • Saya bisa bolak-balik belasan kali hanya untuk mengisi penuh wadah air di rumah,
  • Proyek pembangunan sistem air bersih ini ditargetkan selesai antara bulan Juni hingga Juli, dengan total waktu pengerjaan selama lima bulan.
  • Hanya satu sekolah yang memiliki dua ruang kelas, dua toilet umum, satu perpustakaan kecil, dan satu balai pertemuan.