Danantara Diminta Berhati-Hati dengan Investasi Bitcoin: Risiko Lebih Besar dari Potensi Keuntungan
Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara baru-baru ini menerima usulan untuk melakukan investasi pada aset kripto Bitcoin. Ide ini muncul dari pelaku bisnis perdagangan aset digital di Indonesia. Usulan ini mengingatkan pada langkah Presiden Amerika Serikat (AS) sebelumnya, Donald Trump, yang menginstruksikan pembentukan cadangan strategis Bitcoin dan aset kripto di AS.
Investasi langsung pemerintah pada Bitcoin dan aset kripto merupakan kebijakan fiskal yang tergolong baru. Beberapa negara seperti AS, China, dan Inggris memang memiliki aset Bitcoin dengan nilai triliunan rupiah, namun aset tersebut umumnya berasal dari penyitaan terkait kasus pelanggaran hukum. Investasi langsung atau pembentukan cadangan strategis kripto oleh pemerintah belum pernah terjadi sebelumnya secara luas.
Keputusan AS untuk membentuk cadangan Bitcoin dapat dilihat sebagai legitimasi terhadap aset kripto, yang selama ini sering dikaitkan dengan stigma negatif karena minimnya regulasi dan potensi penggunaan dalam aktivitas ilegal. Kabar mengenai pembentukan cadangan Bitcoin tersebut memberikan sentimen positif yang meningkatkan antusiasme di pasar aset kripto.
Namun, pergerakan harga Bitcoin yang sangat fluktuatif menjadi alasan utama mengapa Danantara sebaiknya berhati-hati dalam mempertimbangkan investasi pada Bitcoin atau aset kripto lainnya. Meskipun pasar kripto saat ini menunjukkan tren positif sebagai respons terhadap meredanya ketegangan perdagangan antara AS dan China, dan harga Bitcoin kembali di atas 100.000 dolar AS setelah sempat mengalami penurunan, risiko investasi tetap sangat signifikan.
Risiko investasi pada aset kripto bahkan lebih tinggi dibandingkan aset berisiko lainnya seperti saham dan obligasi swasta. Bagi Danantara, yang memiliki tanggung jawab mengelola investasi pemerintah, investasi pada Bitcoin dapat berpotensi menimbulkan kerugian negara yang signifikan. Gagasan untuk membentuk cadangan strategis Bitcoin seperti di AS tidak dapat serta-merta direplikasi oleh Danantara karena perbedaan cara memperoleh Bitcoin.
Seluruh Bitcoin yang saat ini dimiliki oleh pemerintah AS berasal dari hasil penyitaan, tanpa adanya pembelian atau investasi baru. Kemungkinan pemerintah AS untuk menambah investasi pada Bitcoin dan aset kripto lainnya di masa mendatang juga kecil. Sebaliknya, pemerintah Indonesia saat ini tidak memiliki Bitcoin atau aset kripto lainnya. Oleh karena itu, untuk membentuk cadangan Bitcoin, Danantara harus mengeluarkan biaya investasi untuk membeli aset digital tersebut.
Danantara berisiko mengalami kerugian jika harga Bitcoin mengalami penurunan di bawah harga belinya. Meskipun kerugian tersebut tidak direalisasikan, tetap ada kerugian dari nilai uang yang tergerus inflasi dan hilangnya kesempatan untuk menginvestasikan dana pada instrumen lain yang lebih menguntungkan.
Contoh keberhasilan El Salvador dalam mencetak keuntungan dari cadangan Bitcoin mereka tidak dapat dijadikan acuan. Keberhasilan El Salvador merupakan kasus unik karena timing investasi yang berbeda. Harga Bitcoin cenderung mengikuti siklus 4 tahunan yang berkaitan erat dengan momen halving. Setelah halving, harga Bitcoin cenderung naik signifikan hingga mencapai puncak siklus, kemudian kembali turun hingga mencapai level terendah siklus (cycle low).
Dalam kasus El Salvador, investasi Bitcoin dimulai pada tahun 2021 saat harga Bitcoin sedang naik di tengah meningkatnya popularitas. Ketika pasar kripto anjlok pada tahun 2022–2023, sebagian besar Bitcoin yang dimiliki oleh pemerintah El Salvador berada di bawah harga belinya. Krisis yang dialami El Salvador saat itu diperparah oleh kerugian investasi Bitcoin yang mempersempit ruang fiskal pemerintah.
Saat ini, harga Bitcoin jauh lebih tinggi dibandingkan puncak siklus pada tahun 2021. Kebijakan pemerintah El Salvador yang terus membeli Bitcoin saat harganya rendah menghasilkan keuntungan yang signifikan. Namun, keputusan investasi yang dilakukan oleh pemerintah El Salvador lebih menyerupai praktik spekulatif dibandingkan investasi dengan tata kelola risiko yang baik.
Jika Danantara berinvestasi pada Bitcoin saat ini, timing-nya bisa saja menyerupai keputusan El Salvador membeli Bitcoin pada tahun 2021. Ada risiko investasi yang berujung pada kerugian jika harga Bitcoin saat ini ternyata sudah mendekati puncak siklus.
Sejak titik terendah di tahun 2022, nilai Bitcoin dalam dolar AS telah meningkat lebih dari 500 persen. Risiko penurunannya saat ini lebih besar daripada potensi kenaikannya. Harga Bitcoin dan aset kripto juga sangat bergantung pada kondisi ekonomi dan kebijakan moneter di AS. Pembentukan cadangan Bitcoin akan membuat kinerja keuangan Danantara rentan terhadap perubahan kebijakan fiskal dan moneter di AS.
Selain itu, mekanisme penyimpanan cadangan Bitcoin juga tidak lepas dari risiko keamanan. Berbeda dengan cadangan emas yang memiliki wujud fisik atau investasi saham dan obligasi yang kepemilikannya tercatat di lembaga keuangan resmi, Bitcoin dan aset kripto disimpan dalam dompet digital yang dapat diretas.
Kehilangan investasi aset kripto dapat terjadi karena peretasan jika dompet digitalnya terhubung ke internet (hot wallet). Kasus peretasan pada bursa kripto dalam negeri pada tahun 2024 lalu menyebabkan kerugian yang signifikan. Dengan berulangnya kasus peretasan pada basis data yang dikelola institusi pemerintah, keamanan menjaga Bitcoin yang disimpan secara digital perlu dikhawatirkan.
Kinerja historis Bitcoin memang menunjukkan imbal hasil yang besar. Namun, kinerja historis bukanlah jaminan kinerja masa depan. Pergerakan harga Bitcoin ke depan bisa saja memberikan return yang jauh lebih rendah atau bahkan negatif. Bitcoin merupakan pilihan investasi yang sangat berisiko, mulai dari harganya yang volatil, regulasi yang masih minim, hingga kerentanan keamanan dalam menyimpan asetnya.
Hal ini sangat bertentangan dengan prinsip manajemen risiko memadai yang harus dijalankan Danantara jika mengelola investasi pemerintah. Oleh karena itu, pembentukan cadangan Bitcoin di bawah Danantara belum dapat menjadi keputusan yang tepat untuk saat ini.