Imam Besar Masjid Istiqlal Tekankan Pentingnya Prinsip Hidup yang Kokoh di Tengah Ketidakpastian

Imam Besar Masjid Istiqlal Tekankan Pentingnya Prinsip Hidup yang Kokoh di Tengah Ketidakpastian

Dalam sebuah ceramah di program detikKultum pada Minggu (9/3/2025), Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, menekankan pentingnya memiliki prinsip hidup yang kuat dan kokoh sebagai penuntun di tengah perjalanan hidup yang penuh ketidakpastian. Beliau menggambarkan betapa sering individu merasa kehilangan arah, tanpa pegangan yang jelas, layaknya kapal tanpa jangkar di tengah samudra luas. Kehilangan arah ini, menurut beliau, ditandai dengan kebingungan akan langkah selanjutnya, merasa tanpa kompas untuk menavigasi kehidupan. Prof. Nasaruddin Umar menggambarkan situasi ini sebagai suatu kondisi yang harus dihindari, karena perjalanan hidup seharusnya memiliki tujuan dan arah yang jelas.

Analogi 'jangkar kehidupan' yang digunakan Prof. Nasaruddin Umar merupakan metafora yang kuat untuk menggambarkan pentingnya prinsip-prinsip hidup yang teguh. Beliau mengaitkannya dengan pertanyaan fundamental yang diajukan Allah SWT, "Kalian mau ke mana?" Pertanyaan ini, menurut beliau, menggarisbawahi perlunya memiliki landasan moral dan spiritual yang kuat agar tidak terombang-ambing oleh godaan duniawi dan tetap konsisten dengan nilai-nilai agama. Prinsip-prinsip ini, bagaikan jangkar, akan menambatkan individu pada jalan yang benar, mencegah mereka tersesat dan terjerumus dalam hal-hal negatif. Doa harian umat Islam, "Ihdinas siratal mustaqim", atau tunjukkanlah kami jalan yang lurus, menjadi penegasan akan pentingnya memiliki panduan hidup yang berdasarkan ajaran agama, sebuah jalan yang dipenuhi dengan keberkahan dan nikmat.

Lebih lanjut, Prof. Nasaruddin Umar menekankan pentingnya pendirian yang teguh sebagai bagian integral dari 'jangkar kehidupan' ini. Tanpa pendirian yang kuat, seseorang akan mudah terombang-ambing oleh arus kehidupan yang dinamis dan kompleks, kehilangan arah dan tujuan hidup. Beliau mengaitkan hal ini dengan firman Allah SWT, "Innalillahi wa innailaihi roji'un," yang mengingatkan akan siklus kehidupan, sebuah perjalanan dari satu titik ke titik yang sama, menekankan pentingnya berpegang teguh pada prinsip-prinsip yang benar agar tidak tersesat dalam perjalanan hidup yang terbatas ini. Dengan demikian, 'jangkar kehidupan' tidak hanya sekedar prinsip, namun juga merupakan komitmen dan konsistensi dalam menjalankan hidup sesuai dengan nilai-nilai yang diyakini.

Prof. Nasaruddin Umar menyebut prinsip hidup yang kuat ini sebagai 'lorong-lorong kehidupan'. Lorong-lorong ini, yang dianalogikan sebagai jangkar, memberikan kekuatan dan ketahanan untuk menghadapi berbagai tantangan dan godaan yang pasti akan dihadapi dalam perjalanan hidup. Tanpa jangkar ini, individu akan kesulitan menghadapi ujian dan cobaan, rentan terjerumus dalam hal-hal yang merugikan. Dalam penutupnya, beliau menyampaikan harapan agar bulan Ramadhan tahun ini menjadi lebih bermakna dan berkualitas dibandingkan tahun sebelumnya, sebuah refleksi dari pentingnya introspeksi dan peneguhan prinsip hidup yang kuat.

DetikKultum, program yang menampilkan ceramah Prof. Nasaruddin Umar, akan terus berlanjut selama bulan Ramadhan, setiap pukul 20.30 WIB di detikcom, menawarkan kesempatan bagi masyarakat untuk merenungkan dan memperdalam pemahaman tentang 'jangkar kehidupan' dalam konteks bulan suci ini.