UNESCO Mengajak Dunia Merayakan Hari Cahaya Internasional: Sorotan pada Sejarah dan Inisiatif 2025

Cahaya, elemen fundamental alam semesta, menjadi fokus perayaan tahunan Hari Cahaya Internasional yang jatuh pada tanggal 16 Mei. UNESCO secara aktif mendorong kolaborasi ilmiah global, mengakui potensi cahaya dalam memajukan perdamaian dan pembangunan berkelanjutan.

Mengenang Sejarah dan Signifikansi Cahaya

Perayaan ini bertepatan dengan momentum penting dalam sejarah sains, yakni keberhasilan demonstrasi laser pertama oleh Theodore Maiman pada tahun 1960. Eksplorasi mendalam terhadap cahaya telah memicu inovasi transformatif di berbagai bidang, termasuk:

  • Pengembangan sumber energi alternatif yang berkelanjutan.
  • Kemajuan signifikan dalam teknologi medis, membuka jalan bagi diagnostik dan perawatan yang menyelamatkan jiwa.
  • Revolusi komunikasi melalui internet berkecepatan tinggi yang didukung oleh teknologi cahaya.
  • Penemuan-penemuan yang mengubah pemahaman kita tentang alam semesta.

Lebih dari sekadar fenomena ilmiah, cahaya memiliki dampak luas pada seni, budaya, pendidikan, kedokteran, dan pembangunan berkelanjutan.

Dari Lampu Busur Hingga LED: Evolusi Pencahayaan

Sejarah pencahayaan modern mencatat perjalanan panjang dari penemuan lampu busur listrik oleh Humphrey Davy pada tahun 1802 hingga lampu LED modern. Davy menghubungkan tiang volta ke elektroda arang, menciptakan pendahulu bola lampu pijar. Meskipun inovatif, lampu busur memiliki keterbatasan praktis karena intensitasnya yang terlalu terang dan umur yang pendek.

Joseph Swan, pada tahun 1850, mengatasi tantangan biaya filamen lampu dengan menggunakan filamen kertas karbonisasi yang lebih terjangkau. Namun, penemuan Swan belum sempurna karena pompa vakum yang tidak efisien. Penyempurnaan oleh Thomas Edison pada tahun 1879 menghasilkan bola lampu yang lebih praktis, meskipun memicu perselisihan paten dengan Swan yang kemudian diselesaikan melalui aliansi Edison-Swan United.

Terobosan lain datang pada awal 1960-an dengan penemuan lampu LED merah oleh Nick Holonyak. Selanjutnya, Isamu Akasaki, Hiroshi Amano, dan Shuji Nakamura mengembangkan LED biru pada awal 1990-an, yang mengantarkan mereka meraih Nobel Fisika 2014. Kombinasi LED merah, hijau, dan biru memungkinkan terciptanya LED putih, merevolusi industri pencahayaan.

Inisiatif "Quantum Light: A Visual Odyssey"

Dalam rangka memperingati Tahun Internasional Sains dan Teknologi Kuantum (IYQ) dan Hari Cahaya Internasional 2025, UNESCO dan mitra meluncurkan inisiatif "Quantum light: A visual odyssey". Ini adalah undangan terbuka bagi para kreator visual di seluruh dunia untuk berbagi karya yang terinspirasi oleh persimpangan antara cahaya dan sains kuantum.

Partisipan dapat mengirimkan karya visual kreatif mereka, termasuk:

  • Foto
  • Ilustrasi
  • Komik
  • Kolase
  • Foto objek buatan tangan

Karya-karya terpilih akan dipamerkan di situs web UNESCO. Batas waktu pengiriman adalah 16 Juli 2025. Informasi lebih detail mengenai inisiatif ini tersedia di situs web UNESCO.