Warga Cibalong Bantah Sebagai Pemulung di Lokasi Ledakan Amunisi Garut, Ungkap Pekerjaan Sebenarnya
Seorang warga Kecamatan Cibalong, Garut, Jawa Barat, bernama Agus Setiawan, angkat bicara terkait perannya di lokasi ledakan amunisi yang terjadi saat pemusnahan amunisi TNI yang sudah tidak layak pakai. Agus menegaskan bahwa dirinya dan rekan-rekannya bukanlah pemulung yang mencari sisa-sisa besi bekas atau selongsong di area tersebut.
Penjelasan ini disampaikan Agus kepada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, saat kunjungan ke RSUD Pameungpeuk dan kediaman adiknya, Rustiawan, yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut. Dalam perbincangan tersebut, Agus menjelaskan secara rinci mengenai aktivitas yang dilakukannya di lokasi kejadian.
"Kami bekerja membuka peluru kecil dan selongsong. Upahnya Rp 150 ribu per hari," ungkap Agus, seperti dilansir dari detikJabar.
Agus menjelaskan bahwa ia dan rekan-rekannya terlibat dalam proses pembongkaran amunisi yang akan dimusnahkan. Pekerjaan ini dilakukan setiap kali ada kiriman amunisi yang akan dihancurkan.
"Biasanya selesai dalam 12 hari kerja. Jika ada lagi, kami ikut bekerja lagi. Jadi, kami bukan memulung. Kami tidak mencari besi bekas atau selongsong. Kami bekerja sebagai kuli," tegasnya.
Selain itu, Agus juga memberikan klarifikasi terkait video viral yang memperlihatkan seorang pengendara motor mendekati lokasi ledakan setelah kejadian. Ia membenarkan bahwa video tersebut diambil pada hari yang sama, namun momennya berbeda dengan peristiwa ledakan detonator yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa.
Dengan pernyataan ini, Agus berharap dapat meluruskan kesalahpahaman yang beredar di masyarakat mengenai perannya di lokasi ledakan amunisi. Ia ingin menegaskan bahwa dirinya dan rekan-rekannya adalah pekerja harian yang diupah untuk membantu proses pembongkaran amunisi, bukan pemulung yang mencari barang bekas.