Kadin Waspadai Implikasi PHK Panasonic Global Terhadap Industri Nasional
Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang diumumkan oleh Panasonic Holdings menjadi perhatian serius bagi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Rencana PHK terhadap 10.000 karyawan secara global, di mana separuhnya berasal dari Jepang, memicu kekhawatiran akan potensi dampaknya terhadap dunia usaha di tanah air.
Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, menyampaikan bahwa pihaknya menyadari implikasi yang mungkin timbul akibat PHK tersebut. Meskipun tidak memberikan rincian spesifik mengenai dampak yang diperkirakan, Anindya menekankan komitmen Kadin untuk terus berkolaborasi dengan pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja baru. Langkah ini dianggap penting untuk mengkompensasi potensi pengurangan tenaga kerja akibat PHK.
"PHK tentu akan berdampak," ujar Anindya. "Tugas kita adalah mengkompensasikan dan menciptakan lapangan kerja baru dan juga penciptaan pengusaha baru dan ini Kadin selalu berjuang bahu membahu karena pengurangan pasti ada," tambahnya saat ditemui di Jakarta.
Lebih lanjut, Anindya menyoroti perlunya pendekatan komprehensif dalam menghadapi isu PHK, mengingat dampaknya yang signifikan terhadap kehidupan banyak orang. Ia mendorong pemerintah dan pengusaha untuk bersama-sama mencari peluang di tengah tantangan ini, salah satunya melalui diplomasi tarif dagang dengan Amerika Serikat. Anindya meyakini bahwa dengan strategi yang tepat, diplomasi tarif dagang dapat membuka peluang ekspor yang lebih besar, sehingga menciptakan lapangan kerja baru.
"Kita juga harus mencari celah. Dan diplomasi tarif dagang ini saya melihat kalau bermainnya pandai bisa menciptakan lapangan kerja juga. Karena artinya akan banyak sekali ekspor. Tapi tentu Kadin bersama pemerintah menjaga supaya kebijakannya melindungi industri lokal dan pengusaha makin banyak dan bertahan dan berhasil," jelasnya.
Sebelumnya, Kementerian Perindustrian telah memberikan pernyataan terkait PHK Panasonic Holdings. Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arief, menegaskan bahwa PHK tersebut tidak akan berdampak pada operasional Panasonic di Indonesia. Febri menjelaskan bahwa pabrik Panasonic di Indonesia justru menjadi basis ekspor ke lebih dari 80 negara, yang menunjukkan daya saing industri elektronik nasional yang kuat.
"PHK yang terjadi di Panasonic Holdings tidak berdampak pada operasional Panasonic di Indonesia. Pabrik di Indonesia justru menjadi basis ekspor ke lebih dari 80 negara, yang mencerminkan daya saing industri elektronik nasional yang sangat kuat," kata Febri.
Pernyataan ini memberikan sedikit kelegaan di tengah kekhawatiran akan potensi dampak PHK global terhadap industri di Indonesia. Namun, Kadin tetap mengambil sikap proaktif dengan mengantisipasi dan mencari solusi untuk mengatasi tantangan yang mungkin timbul. Kadin bersama pemerintah akan terus berupaya menciptakan iklim usaha yang kondusif dan mendorong pertumbuhan lapangan kerja baru.