Aksi Anarkistis Pasca Laga Arema FC vs Persik Kediri, Desakan Tindakan Tegas Mengemuka

Insiden pelemparan bus yang mengangkut tim Persik Kediri usai pertandingan melawan Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Malang, memicu reaksi keras dari berbagai pihak. Pertandingan yang berlangsung pada Minggu malam (11/5/2025) itu seharusnya menjadi momentum kebangkitan sepak bola Indonesia pasca-Tragedi Kanjuruhan, justru ternodai oleh aksi tidak bertanggung jawab.

Salah satu tokoh suporter Persebaya Surabaya, Cak Conk, menyatakan kekecewaannya atas kejadian tersebut. Menurutnya, insiden ini mencoreng upaya transformasi sepak bola Indonesia yang sedang berjalan. Ia menyoroti ironi yang terjadi, di mana aksi kekerasan justru terjadi saat Arema FC kembali bermain di Stadion Kanjuruhan setelah renovasi. Stadion yang seharusnya menjadi simbol pemulihan, malah menjadi saksi bisu aksi anarkistis yang mencederai sportivitas. Cak Conk mempertanyakan apakah para pelaku tidak belajar dari tragedi sebelumnya yang menelan banyak korban jiwa.

Lebih lanjut, Cak Conk menyoroti dampak sistemik dari tindakan oknum suporter tersebut. Ia menilai bahwa aksi segelintir orang dapat merugikan seluruh komunitas suporter, termasuk larangan untuk mendukung tim secara langsung di stadion. Ia juga menyinggung sanksi yang dijatuhkan kepada sepak bola Indonesia akibat ulah suporter yang tidak bertanggung jawab.

Cak Conk mendesak Komite Disiplin PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) untuk mengambil tindakan tegas terhadap pelaku pelemparan bus. Ia menilai bahwa hukuman berupa denda atau larangan bermain di kandang saja tidak cukup untuk memberikan efek jera. Cak Conk mencontohkan tindakan tegas PSSI Jawa Tengah yang mendiskualifikasi PPSM Magelang dari Liga 4 sebagai langkah yang patut diapresiasi. Menurutnya, insiden ini bukan hanya soal pertandingan, tetapi juga tentang keamanan, solidaritas, dan nilai-nilai sportivitas yang harus dijaga bersama.

Cak Conk juga menyoroti bahwa masalah suporter di Malang telah menimbulkan kebingungan dan keresahan di kalangan suporter lainnya. Ia merasa bahwa seluruh suporter menjadi terhukum akibat tindakan segelintir oknum yang tidak bertanggung jawab. Kejadian ini kembali membuka luka lama dan mengancam upaya untuk membangun sepak bola Indonesia yang lebih baik dan profesional. Perlu adanya evaluasi menyeluruh dan tindakan konkret dari semua pihak terkait untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali di masa depan. Selain itu, penting untuk terus mengedukasi dan membina suporter agar lebih dewasa dan bertanggung jawab dalam mendukung tim kesayangannya. Diharapkan dengan kerjasama dan komitmen dari semua pihak, sepak bola Indonesia dapat menjadi kebanggaan bangsa dan negara.

Berikut adalah beberapa poin yang disoroti Cak Conk:

  • Kekecewaan atas insiden pelemparan bus Persik Kediri.
  • Ironi kejadian di momen kembalinya Arema FC ke Kanjuruhan.
  • Dampak sistemik pada komunitas suporter.
  • Desakan tindakan tegas dari Komdis PSSI dan PT LIB.
  • Perilaku suporter Malang yang meresahkan.