Gunungan Sampah di TPS3R Pasar Cantik Ciputat Ancam Kesehatan Warga dan Pedagang

Gunungan sampah setinggi kurang lebih enam meter di Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) Pasar Cantik, Ciputat, Tangerang Selatan telah menjadi masalah serius bagi warga dan pedagang di sekitarnya. Tumpukan sampah yang didominasi limbah plastik ini meluber hingga ke jalanan pasar, menciptakan kondisi yang tidak sehat dan mengganggu aktivitas sehari-hari.

Air lindi berwarna hitam pekat, hasil dari pembusukan sampah, mengalir di sekitar area TPS3R, menyebarkan aroma busuk yang menyengat. Kondisi ini menarik perhatian serangga, terutama lalat, dan memicu perkembangbiakan belatung yang kemudian menyebar hingga ke permukiman warga. Tembok pembatas antara TPS3R dan permukiman warga pun jebol sepanjang sekitar 10 meter, memperparah dampak negatif bagi lingkungan sekitar.

Dampak bagi Pedagang dan Warga

Salah seorang pedagang sembako, Sulistyowati (47), mengungkapkan bahwa lokasi tokonya yang berdekatan dengan tumpukan sampah membuatnya kehilangan pelanggan. Bau busuk dan keberadaan belatung membuat pelanggan enggan berbelanja di tokonya, sehingga omzet penjualannya menurun drastis.

"Pelanggan banyak yang pindah karena bau dan jijik melihat belatung," ujarnya.

Pedagang sayur bernama Agus (30) juga merasakan dampak yang sama. Ia mengeluhkan udara yang tidak sehat dan bau busuk yang menyengat akibat tumpukan sampah. Kondisi ini diperparah saat musim hujan, di mana belatung keluar dari tumpukan sampah dan menyebar ke jalanan.

"Setiap hari pembeli mengeluh 'kok bau', tapi ya mau gimana lagi, kita tidak bisa ngomong apa-apa, cuma bisa jualan saja," keluhnya.

Upaya Penanganan Sampah

Saat ini, terlihat alat berat excavator yang berupaya memindahkan sampah ke truk-truk milik Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kota Tangerang Selatan. Upaya pembersihan ini telah berlangsung sejak Senin (12/5/2025). Namun, hingga saat ini, gunungan sampah masih menggunung di TPS3R Pasar Cantik.

Warga dan pedagang berharap agar penanganan sampah dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efektif. Mereka khawatir dampak buruk bagi kesehatan dan lingkungan akan semakin parah jika masalah ini tidak segera diatasi.

"Secepatnya diangkut biar warga di sini juga enak, kasian banyak anak kecil juga," kata Agus dengan nada prihatin.