Banjir Bandang Lumpuhkan Jalan Raya Dayeuhkolot, Aktivitas Warga Terganggu
Banjir Bandang Lumpuhkan Jalan Raya Dayeuhkolot, Aktivitas Warga Terganggu
Luapan Sungai Citarum akibat hujan deras yang mengguyur wilayah Bandung Raya pada Jumat (7 Maret 2025) malam mengakibatkan Jalan Raya Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, terendam banjir hingga ketinggian lebih dari satu meter pada Sabtu (8 Maret 2025). Kejadian ini mengakibatkan lumpuhnya akses jalan utama penghubung Kabupaten Bandung dan Kota Bandung, mempengaruhi mobilitas warga dan aktivitas ekonomi setempat.
Banjir yang membentang dari pertigaan Pasar Dayeuhkolot hingga jembatan lama Dayeuhkolot tersebut membuat jalur tersebut tak dapat dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat. Arus lalu lintas terpaksa dialihkan oleh pihak kepolisian ke jalur alternatif menuju Kopo-Katapang. Kondisi ini memaksa warga untuk menggunakan perahu dan delman sebagai moda transportasi alternatif untuk melewati genangan air yang cukup tinggi. Hal ini mengakibatkan gangguan signifikan terhadap aktivitas masyarakat, khususnya para pekerja.
Halimatul Huda Ginayah (30), seorang buruh pabrik asal Banjaran, menuturkan kesulitan yang dialaminya akibat banjir tersebut. Ia mengaku terhambat dalam perjalanan menuju tempat kerja karena tidak ada angkutan umum yang beroperasi di jalur tersebut. "Kesulitan kalau banjir gini buat kerja. Kalau banjir mah susah lewat, paling lewat alternatif," ujarnya. Ia mengungkapkan keprihatinannya atas kejadian yang sering terulang ini dan berharap ada solusi permanen atas permasalahan banjir di wilayah tersebut.
Senada dengan Halimatul, Yuyun Yunengsih (45), buruh pabrik lainnya, mengungkapkan kekecewaannya atas minimnya solusi dari pemerintah terkait banjir yang kerap melanda Dayeuhkolot. Ia membandingkan kondisi Dayeuhkolot dengan wilayah lain seperti Cieunteung yang telah dilengkapi dengan kolam retensi. "Kaya gak ada solusinya banjir teh. Padahal di wilayah Cieunteung sudah ada kolam retensi. Jadi warga enak enggak ada banjir," tuturnya. Ia juga menambahkan bahwa banjir tersebut tidak hanya mengganggu aktivitasnya, tetapi juga berdampak buruk pada perekonomian setempat.
Dampak ekonomi yang signifikan juga dirasakan oleh warga sekitar. Yuyun misalnya, harus berjalan kaki beberapa kilometer setelah turun dari angkutan umum karena banjir. Ia terpaksa menempuh perjalanan yang jauh lebih panjang dan melelahkan. Kondisi ini menunjukkan betapa besar dampak banjir terhadap kehidupan sehari-hari warga Dayeuhkolot.
Sementara itu, Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasat Lantas) Polresta Bandung, Kompol Danu Raditya Atmaja, menyatakan bahwa banjir belum sepenuhnya surut dan menghimbau masyarakat untuk menghindari akses Jalan Bojongsoang menuju Baleendah. Ia juga mengimbau masyarakat untuk memantau perkembangan situasi banjir melalui media sosial Satlantas Polresta Bandung dan media online guna mengetahui jalur alternatif yang aman.
Kejadian ini kembali menyoroti pentingnya upaya penanggulangan banjir di wilayah Dayeuhkolot. Perlu adanya solusi yang komprehensif dan berkelanjutan untuk mencegah terulangnya kejadian serupa dan mengurangi dampak negatif bagi warga setempat. Tidak hanya pembangunan infrastruktur, tetapi juga manajemen pengelolaan sungai dan peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga lingkungan perlu mendapat perhatian serius.