Wirid 'Subhanal Malikil Quddus': Amalan Sunnah Setelah Salat Witir dan Keutamaannya

Wirid 'Subhanal Malikil Quddus': Amalan Sunnah Setelah Salat Witir dan Keutamaannya

Di bulan Ramadan, umat Muslim banyak melaksanakan ibadah salat Tarawih. Namun, seringkali luput dari perhatian bahwa setelah salat Tarawih, dianjurkan untuk melaksanakan salat Witir, salat sunnah dengan rakaat ganjil yang memiliki keutamaan tersendiri. Selain menjalankan salat Witir, membaca wirid tertentu setelahnya juga merupakan amalan yang dianjurkan, salah satunya adalah membaca 'Subhanal Malikil Quddus'. Wirid ini, yang memiliki arti 'Maha Suci Raja yang Maha Suci', dibaca sebanyak tiga kali oleh Rasulullah SAW setelah menunaikan salat Witir, dan memiliki kedudukan penting dalam ajaran Islam.

Dalil dan Hukum Membaca 'Subhanal Malikil Quddus'

Keutamaan membaca wirid ini setelah salat Witir bersumber dari berbagai hadis sahih. Hadis riwayat Aisyah RA menyebutkan bahwa Rasulullah SAW secara rutin melaksanakan salat Witir setiap malam hingga menjelang waktu sahur. Hal ini menunjukkan konsistensi beliau dalam melaksanakan ibadah ini. Lebih lanjut, riwayat dari Abu Abdurrahman bin Abza, yang tercantum dalam kitab Al-Ahadits Al-Mukhtarah karya Ahmad dan Al-Maqdisy, menjelaskan bagaimana Rasulullah SAW membaca surah Al-A'la, Al-Kafirun, dan Al-Ikhlas dalam salat Witir, dan setelah salam, beliau membaca 'Subhanal Malikil Quddus' sebanyak tiga kali, dengan pengucapan yang diperpanjang pada bacaan ketiga. Ini menunjukkan pentingnya wirid ini sebagai bagian integral dari ibadah salat Witir.

Beberapa kitab referensi fiqih, seperti Tuntunan Ibadah Ramadan dan Hari Raya karya R. Syamsul dan M. Nielda, menjelaskan perbedaan antara salat Tarawih dan salat Witir. Salat Tarawih umumnya dilaksanakan hanya di bulan Ramadan, sementara salat Witir dapat dikerjakan setiap malam sepanjang tahun. Dengan demikian, amalan membaca 'Subhanal Malikil Quddus' setelah salat Witir juga dapat dilakukan di luar bulan Ramadan.

Variasi Bacaan dan Artinya

Terdapat beberapa variasi bacaan 'Subhanal Malikil Quddus' yang diriwayatkan, yang dapat disesuaikan dengan referensi yang digunakan. Berikut beberapa variasi tersebut:

  • Versi 1:
  • Arab: سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسُ , سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسُ , سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسُ
  • Latin: Subhaanal malikil qudduus, Subhaanal malikil qudduus, Subhaanal malikil qudduus.
  • Arti: “Maha Suci Allah Raja Yang Maha Suci, Maha Suci Allah Raja Yang Maha Suci, Maha Suci Allah Raja Yang Maha Suci.”

  • Versi 2:

  • Arab: سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسُ , سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسُ , سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسُ رَبِّ الْمَلاَئِكَةِ وَالرُّوحِ
  • Latin: Subhaanal malikil qudduus, Subhaanal malikil qudduus, Subhaanal malikil qudduus, Rabbil malaikati war ruuh.
  • Arti: “Maha Suci Allah Raja Yang Maha Suci, Maha Suci Allah Raja Yang Maha Suci, Maha Suci Allah Raja Yang Maha Suci, Raja malaikat dan roh.”

  • Versi 3 (lebih panjang):

  • Arab: سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسُ سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّنَا وَرَبُّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوْحِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ وَ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ
  • Latin: Subhana al-maliki al-Quddus, Subbuhun Quddusun Rabbuna wa Rabbul malaikati wa ar-Ruh, Subhanallah walhamdulillah wa la ilaaha illallah wallahu akbar wa la haula wa la Quwwata illa billahil 'aliyyil azim
  • Arti: “Maha Suci bagi Penguasa yang Maha Kudus, Maha Suci Tuhan kami, Tuhan segala malaikat dan roh. Maha Suci Allah, dan segala puji bagi Allah, tiada Tuhan kecuali Allah. Allah Maha Besar, tidak daya dan kekuatan kecuali dari Allah yang Maha luhur dan agung.”

Keutamaan dan Kesimpulan

Hadis dari Sunan At-Tirmidzi menyebutkan bahwa bacaan 'Subhanal Malikil Quddus' akan menjadi saksi dan berbicara di hari kiamat. Ini menegaskan keutamaan dan bobot wirid ini sebagai amalan yang sangat dianjurkan. Dengan demikian, membaca 'Subhanal Malikil Quddus' setelah salat Witir bukan hanya sebagai amalan sunnah, melainkan juga sebagai bentuk dzikir yang memiliki keutamaan besar di sisi Allah SWT. Semoga amalan kita diterima-Nya.