Jakarta Utara Siap Sulap Hamparan Sawah Jadi Destinasi Agroeduwisata
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tengah merancang sebuah gebrakan inovatif di Jakarta Utara: mengubah lahan persawahan yang luas menjadi kawasan agroeduwisata yang menarik. Langkah ini bukan hanya bertujuan untuk melestarikan ruang terbuka hijau (RTH) di tengah hiruk pikuk ibu kota, tetapi juga untuk memberikan pengalaman edukatif yang berharga bagi generasi muda tentang proses penanaman padi.
Inisiatif ini diharapkan dapat mendukung ketahanan pangan lokal. Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi DKI Jakarta, Suharini Eliawati, menekankan potensi besar lahan sawah di Jakarta Utara untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata edukatif. Suharini menyampaikan bahwa program ini diharapkan menjadi sarana edukasi bagi masyarakat, terutama anak-anak, mengenai proses budidaya padi.
Menurut data dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) tahun 2024, Jakarta Utara memiliki lahan sawah seluas 295 hektare. Hamparan sawah tersebut tersebar di wilayah Rorotan dan Marunda, Kecamatan Cilincing. Selain sebagai lahan pertanian, sawah-sawah ini juga berperan penting sebagai area resapan air alami bagi wilayah sekitarnya.
Pengembangan agroeduwisata ini menargetkan pelajar dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga perguruan tinggi. Melalui kunjungan ke lokasi ini, para pelajar akan diajak untuk memahami secara langsung tahapan-tahapan penting dalam menanam padi, mulai dari pengolahan tanah, penyemaian benih, hingga proses panen.
Untuk merealisasikan program ambisius ini, Pemprov DKI Jakarta berencana untuk menjalin kerjasama dengan berbagai pihak terkait, termasuk pemilik lahan, kelompok tani, institusi pendidikan, dan sektor swasta. Keterlibatan sektor swasta diharapkan dapat memperkuat penyediaan sarana dan prasarana pendukung, seperti titik kumpul, aksesibilitas ke area persawahan, fasilitas edukasi, serta promosi dan pelaksanaan berbagai kegiatan yang menarik.
Konsep agroeduwisata ini juga akan dilengkapi dengan berbagai kegiatan edukatif tambahan, seperti:
- Olahraga lari dan bersepeda di sekitar area sawah
- Kegiatan penelitian pertanian
- Penerapan teknologi modern dalam budidaya padi
- Penyelenggaraan acara khusus yang melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat setempat
Keberadaan agroeduwisata sawah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian warga sekitar. Saat ini, terdapat 214 petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Rorotan Jaya. Mereka telah mengelola lahan sawah secara turun-temurun, meskipun sebagian besar lahan belum dimanfaatkan secara optimal oleh pemiliknya.
Rencana pengembangan ini sejalan dengan visi Pemprov DKI Jakarta untuk mendorong ekonomi hijau. Dengan konsep ini, sawah tidak hanya berfungsi sebagai lahan pertanian produktif, tetapi juga sebagai ruang hijau yang berkontribusi pada pengendalian banjir dan pelestarian lingkungan. Pengembangan agroeduwisata berbasis sawah di Jakarta Utara akan menambah daftar destinasi agroeduwisata yang sudah ada di Jakarta.