The Fed Pertahankan Suku Bunga: Peluang bagi Indonesia?

Dampak Kebijakan The Fed terhadap Ekonomi Indonesia

Keputusan The Federal Reserve (The Fed) untuk mempertahankan suku bunga acuannya memunculkan harapan baru bagi stabilitas ekonomi Indonesia. Pasar keuangan Indonesia, khususnya nilai tukar rupiah dan potensi penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI), menjadi sorotan utama.

Freddy Tedja, Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), menyatakan bahwa pasar saat ini tengah mencermati berbagai katalis positif. Katalis tersebut meliputi arah negosiasi tarif dagang global yang kondusif dan ekspektasi harga minyak dunia yang stabil. Faktor-faktor ini diyakini dapat memperkuat fundamental ekonomi domestik.

Pengaruh Negosiasi Tarif dan Stabilitas Rupiah

Menurut Freddy, kesepakatan tarif yang saling menguntungkan antar negara mitra dagang akan mengurangi ketidakpastian di pasar. Hal ini berpotensi meredam tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi dan membantu menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Stabilitas rupiah, kata Freddy, akan memberikan ruang bagi Bank Indonesia untuk melonggarkan kebijakan moneter. Jika rupiah stabil, BI memiliki peluang untuk menurunkan BI Rate guna mendukung pertumbuhan ekonomi.

Peran Belanja Pemerintah dan Harga Minyak

Percepatan belanja pemerintah juga menjadi faktor penting dalam menciptakan efek domino positif pada aktivitas ekonomi. Freddy menyoroti ekspektasi perlambatan ekonomi global yang berpotensi menahan fluktuasi harga minyak dunia. Hal ini akan berdampak positif pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Berdasarkan postur anggaran, penurunan harga minyak bisa menguntungkan karena penghematan belanja subsidi BBM lebih besar dibandingkan potensi penurunan penerimaan negara dari sektor minyak," ujar Freddy.

Daya Tarik Pasar Keuangan Indonesia

Freddy menilai pasar keuangan Indonesia saat ini relatif menarik, terutama dari sisi obligasi. Persepsi risiko kredit yang stabil, penguatan nilai tukar rupiah, dan potensi penurunan suku bunga membuat investor tetap percaya diri. Lembaga pemeringkat seperti Fitch dan Moody's telah mempertahankan sovereign rating Indonesia pada level layak investasi 'BBB' dengan outlook stabil, yang semakin memperkuat keyakinan investor.

Arus modal asing yang masuk ke pasar obligasi Indonesia sejak awal tahun mencapai 1,26 miliar dollar AS, berbanding terbalik dengan arus keluar 2,73 miliar dollar AS pada periode yang sama tahun lalu.

Pemulihan Pasar Saham

Pasar saham Indonesia sempat mengalami volatilitas tinggi dan koreksi tajam dalam empat bulan terakhir. Namun, Freddy melihat adanya sinyal pemulihan. Ia berharap eksekusi kebijakan fiskal pro pertumbuhan dan belanja pemerintah yang tepat sasaran dapat mendorong konsumsi dan daya beli, sehingga memperbaiki kinerja emiten.

Walau dampak penurunan suku bunga terhadap saham tidak secepat efeknya ke obligasi, tren suku bunga yang lebih longgar akan membantu stabilitas jangka panjang pasar saham. Tekanan dari suku bunga tinggi selama ini membebani kinerja korporasi. Jika suku bunga mulai turun, iklim bisnis dan sentimen pasar bisa membaik.

Freddy juga melihat potensi peningkatan minat terhadap pasar Asia, seiring melemahnya dominasi Amerika Serikat. Hal ini membuka peluang bagi pasar saham Indonesia untuk mendapatkan aliran dana masuk.