AS dan China Sepakati Gencatan Tarif Sementara: Negosiasi Intensif Berlanjut
Washington D.C. – Amerika Serikat dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) telah mencapai kesepakatan sementara terkait tarif perdagangan, memberikan sedikit kelegaan di tengah ketegangan ekonomi yang meningkat antara kedua negara adidaya tersebut. Kesepakatan ini, yang diumumkan oleh Presiden AS, Donald Trump, akan memberlakukan tarif sebesar 10 persen untuk barang-barang tertentu yang diimpor oleh kedua negara selama periode 90 hari.
Trump menyatakan bahwa negosiasi yang berlangsung selama akhir pekan sebelumnya di Jenewa, Swiss, sangat produktif dan konstruktif. Delegasi dari kedua negara, dipimpin oleh Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, dan Wakil Perdana Menteri Tiongkok, He Lifeng, sepakat untuk menurunkan tarif yang telah berlaku sejak 2 April. Penurunan ini bersifat sementara, memberikan ruang bernapas bagi negosiator untuk mengatasi isu-isu struktural yang lebih kompleks yang mendasari perselisihan perdagangan.
"Kami tidak ingin menyakiti Tiongkok," kata Trump dalam konferensi pers yang disiarkan langsung. "Saat ini mereka sedang mengalami tekanan besar." Dia menambahkan bahwa dia akan berbicara langsung dengan Presiden Tiongkok, Xi Jinping, dalam beberapa hari mendatang untuk membahas lebih lanjut masalah ini.
Meski menyambut baik kesepakatan tersebut, Trump mengklarifikasi bahwa ada pengecualian tertentu untuk tarif baru tersebut. Tarif 10 persen hanya akan berlaku untuk barang-barang yang dikenakan setelah 2 April, dan beberapa produk, termasuk mobil, baja, aluminium, dan farmasi, tidak termasuk dalam kesepakatan tersebut.
"Kami ingin industri farmasi kembali ke Amerika Serikat," kata Trump, mengisyaratkan bahwa tarif yang lebih tinggi akan terus berlaku untuk barang-barang ini untuk mendorong produksi dalam negeri.
Presiden AS juga mengungkapkan bahwa dia telah berbicara dengan CEO Apple Inc., Tim Cook, yang dilaporkan sedang merencanakan pembangunan pabrik Apple di AS. Ini akan menjadi kemenangan bagi pemerintahan Trump, yang telah berusaha untuk menarik manufaktur kembali ke Amerika Serikat.
Selain penurunan tarif, Tiongkok juga telah setuju untuk menangguhkan hambatan non-moneter dan membuka pasarnya untuk bisnis Amerika. Ini akan memberikan akses yang lebih besar kepada perusahaan-perusahaan AS ke pasar Tiongkok, yang merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Kementerian Perdagangan Tiongkok menggambarkan kesepakatan itu sebagai langkah penting menuju penyelesaian perbedaan kedua negara. Kementerian berharap kerja sama yang saling menguntungkan bisa terus berkembang, demi hubungan dagang yang stabil dan berkelanjutan. Lebih lanjut, China berharap kesepakatan ini memberi kepastian dan stabilitas lebih besar bagi ekonomi global.
Berikut adalah poin-poin utama dari kesepakatan tarif sementara AS-Tiongkok:
- Penurunan Tarif: Kedua negara sepakat memberlakukan tarif impor sebesar 10 persen selama 90 hari ke depan.
- Negosiasi Berkelanjutan: Sambil itu, negosiasi untuk isu-isu struktural akan tetap berjalan.
- Pengecualian: Tarif 10 persen hanya berlaku untuk barang yang dikenakan setelah 2 April 2025. Sementara itu, produk mobil, baja, aluminium, dan farmasi tidak termasuk dalam kesepakatan.
- Komitmen Tiongkok: China juga sepakat menangguhkan hambatan non-moneter dan membuka pasar mereka untuk bisnis Amerika.