Isu Vaksin M72 Mengandung Mikrocip: Fakta dan Penjelasan Ahli

Bantahan Isu Mikrocip dalam Vaksin M72: Penjelasan Ahli

Isu mengenai keberadaan mikrocip dalam vaksin kembali mencuat dan menimbulkan keresahan di masyarakat. Kali ini, vaksin M72, sebuah vaksin yang tengah dikembangkan untuk mencegah tuberkulosis (TB), menjadi sasaran disinformasi tersebut. Klaim yang beredar menyebutkan bahwa vaksin M72 mengandung mikrocip, namun klaim ini telah dibantah tegas oleh para ahli dan Kementerian Kesehatan RI.

Prof. Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K), seorang pakar paru, dengan tegas menyatakan bahwa vaksin M72 tidak mengandung cip apapun. Beliau menekankan bahwa vaksin ini telah melalui serangkaian uji klinis yang ketat dan tidak ditemukan bukti keberadaan mikrocip di dalamnya. Kementerian Kesehatan RI juga telah mengeluarkan pernyataan resmi melalui laman Sehat Negeriku yang menyatakan bahwa isu mikrocip dalam vaksin, termasuk vaksin Covid-19 dan vaksin M72, adalah tidak benar atau hoaks.

Sejarah Hoaks Mikrocip dalam Vaksin

Isu mengenai vaksin yang ditanamkan mikrocip bukanlah hal baru. Narasi ini pertama kali muncul dan beredar luas pada masa vaksinasi Covid-19. Kala itu, beredar klaim bahwa suntikan vaksin mengandung partikel logam yang dapat membuat benda seperti koin menempel di lengan bekas suntikan. Beberapa video di media sosial bahkan memperlihatkan demonstrasi penempelan koin uang logam di lengan setelah vaksinasi, seolah-olah membenarkan narasi tersebut.

Namun, klaim tersebut telah dibantah secara ilmiah. Dokter Anak Konsultan Infeksi & Penyakit Tropis, Prof. Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, menjelaskan bahwa lubang jarum suntik terlalu kecil untuk menyuntikkan partikel logam, apalagi cip magnetis. Vaksin hanya mengandung protein, garam, lipid, dan pelarut, tanpa adanya kandungan logam. Siti Nadia Tarmizi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI, juga menambahkan bahwa cairan vaksin yang disuntikkan hanya berjumlah 0,5 cc dan langsung menyebar ke jaringan tubuh, tanpa menyisakan cairan atau benda asing di permukaan kulit.

Fenomena koin menempel di kulit setelah vaksinasi dijelaskan sebagai akibat dari permukaan kulit yang lembap karena keringat, bukan karena efek magnet dari vaksin. Logam seperti nikel yang digunakan pada uang logam juga tidak memiliki daya magnet yang cukup kuat untuk menempel pada kulit.

Vaksin M72: Aman dan Bebas dari Mikrocip

Prof. Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K) menjelaskan bahwa vaksin M72 adalah hasil riset panjang selama 26 tahun oleh GlaxoSmithKline (GSK) dan didukung oleh Bill & Melinda Gates Foundation. Vaksin ini telah melalui berbagai tahapan uji, mulai dari uji laboratorium, uji hewan, hingga uji klinis pada manusia secara bertahap dan ketat. Indonesia sendiri menjadi salah satu negara yang terlibat dalam uji klinis besar vaksin M72, bersama dengan negara-negara lain seperti Afrika Selatan, Kenya, Zambia, dan Malawi. Lebih dari 20.000 partisipan di seluruh dunia terlibat dalam uji klinis ini, termasuk 2.095 partisipan dari Indonesia.

Seluruh proses uji klinis diawasi langsung oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta Komite Etik masing-masing institusi. Pemerintah memiliki wewenang untuk menghentikan uji coba jika ditemukan kendala dalam prosesnya. Keamanan dan keselamatan partisipan menjadi prioritas utama dalam setiap tahapan uji klinis.

Vaksin M72 dirancang untuk memberikan perlindungan yang lebih efektif bagi remaja dan orang dewasa dari ancaman TB. Vaksin ini diharapkan dapat melengkapi vaksin BCG yang selama ini hanya efektif pada anak-anak. Jika terbukti efektif, vaksin M72 diharapkan mampu menurunkan angka penularan dan kematian akibat TB di berbagai negara, termasuk Indonesia. Dengan demikian, masyarakat diimbau untuk tidak mudah percaya pada isu-isu hoaks yang beredar mengenai vaksin M72 dan selalu mencari informasi yang benar dari sumber-sumber yang terpercaya.