Ratusan Siswa Bogor Keracunan Massal: Diduga Akibat Kontaminasi E. coli pada Program Makan Bergizi

Ratusan siswa di Kota Bogor, Jawa Barat, mengalami insiden keracunan massal setelah mengonsumsi makanan dari program makan bergizi gratis (MBG). Hasil uji laboratorium menunjukkan adanya indikasi kontaminasi bakteri Escherichia coli (E. coli) dan Salmonella dalam sampel makanan yang diujikan.

Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, mengonfirmasi temuan ini berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kota Bogor. Pihak berwenang kini tengah menyelidiki sumber kontaminasi dan memastikan keamanan program MBG di masa mendatang.

Mengenal Bakteri E. coli

Escherichia coli (E. coli) adalah bakteri yang umum ditemukan dalam usus manusia dan hewan. Sebagian besar strain E. coli tidak berbahaya dan bahkan berperan penting dalam menjaga keseimbangan mikroorganisme dalam sistem pencernaan. Namun, beberapa strain tertentu dapat menyebabkan infeksi dan berbagai masalah kesehatan, terutama jika makanan atau air yang dikonsumsi terkontaminasi.

Jenis-jenis E. coli yang Berbahaya

Beberapa jenis atau strain E. coli yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia antara lain:

  • Enterotoxigenic Escherichia coli (ETEC): Penyebab utama diare pada wisatawan (traveler's diarrhea) dan sering ditemukan di daerah dengan sanitasi yang buruk.
  • Enteropathogenic Escherichia coli (EPEC): Menyebabkan diare, terutama pada anak-anak dan bayi, dan sering dikaitkan dengan sanitasi yang buruk.
  • Enteroaggregative Escherichia coli (EAEC): Dapat menyebabkan diare akut dan kronis, dan juga merupakan penyebab diare pada wisatawan.
  • Enteroinvasive Escherichia coli (EIEC): Terkait dengan bakteri Shigella dan sering dikaitkan dengan konsumsi sayuran yang terkontaminasi, daging yang kurang matang, atau susu mentah. Dapat menyebabkan diare berdarah.
  • Diffusely adherent Escherichia coli (DAEC): Lebih sering menyerang anak-anak prasekolah dan menyebabkan muntah serta diare.
  • Enterohemorrhagic Escherichia coli (EHEC): Juga dikenal sebagai Shiga toxin-producing E. coli (STEC), menghasilkan racun Shiga yang dapat merusak lapisan usus. Strain EHEC yang sangat berbahaya adalah O157:H7, yang dapat menyebabkan komplikasi serius seperti gagal ginjal akut.

Cara Penularan Infeksi E. coli

Infeksi E. coli dapat terjadi melalui berbagai cara, termasuk:

  • Konsumsi daging yang kurang matang: Daging giling yang terkontaminasi E. coli dan tidak dimasak dengan benar dapat menjadi sumber infeksi.
  • Susu yang tidak dipasteurisasi: Susu mentah yang belum dipasteurisasi dapat mengandung bakteri E. coli.
  • Buah dan sayuran segar yang terkontaminasi: Air yang tercemar E. coli dapat mencemari buah dan sayuran.
  • Makanan dan minuman lain yang terkontaminasi: Jus buah dan yogurt yang tidak dipasteurisasi, serta keju dari susu mentah juga berpotensi menjadi sumber penularan.
  • Air yang terkontaminasi: Menelan air yang mengandung E. coli saat berenang atau minum air yang tidak diolah dengan benar.
  • Kontak dengan orang yang terinfeksi: E. coli dapat menyebar melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi, terutama jika tidak menjaga kebersihan tangan dengan baik.
  • Kontak dengan hewan: E. coli dapat ditemukan pada hewan ternak dan dapat menyebar ke manusia melalui kontak dengan hewan atau lingkungan mereka.

Gejala Infeksi E. coli

Gejala infeksi E. coli biasanya muncul dalam 2 hingga 5 hari setelah terpapar bakteri. Gejala umum meliputi:

  • Kram perut
  • Diare (yang bisa berdarah)
  • Mual
  • Kelelahan
  • Demam (biasanya ringan)

Dalam kasus yang parah, infeksi E. coli dapat menyebabkan gejala yang lebih serius, seperti:

  • Diare yang berlangsung lebih dari 3 hari
  • Diare berdarah
  • Demam tinggi (di atas 39°C)
  • Muntah yang parah

Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, segera konsultasikan dengan dokter.