Longsor Dahsyat Landa Samarinda: Dua Warga Tewas, Tim SAR Terus Berupaya Temukan Korban Hilang

Samarinda, Kalimantan Timur – Bencana tanah longsor melanda kawasan Gang Bulu Tangkis, Jalan Belimau, Kelurahan Lempake, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda pada Senin (12/5/2025) dini hari, setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut. Peristiwa tragis ini menyebabkan empat rumah tertimbun, menelan korban jiwa dan memaksa tim penyelamat untuk berjibaku di tengah kondisi yang sulit.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, longsor terjadi sekitar pukul 05.00 WITA. Salah satu rumah yang terdampak merupakan tempat tinggal sebuah keluarga yang terdiri dari tiga orang. Mila, seorang warga yang menjadi saksi mata, mengungkapkan bahwa getaran tanah sudah terasa sejak pukul 05.00 WITA. Satu jam kemudian, suara gemuruh seperti petir terdengar, disusul dengan pergerakan tanah yang sangat cepat. Mila dan anak-anaknya berhasil menyelamatkan diri dengan hanya mengenakan pakaian yang melekat di badan.

Upaya Penyelamatan yang Penuh Tantangan

Kondisi tanah yang labil, tebing curam, dan akses jalan yang terendam banjir menjadi penghambat utama dalam upaya penyelamatan. Tim SAR gabungan dari Basarnas dan BPBD Kota Samarinda baru dapat bergerak efektif setelah menerima laporan pada pukul 08.15 WITA. Meskipun demikian, mereka terus berupaya semaksimal mungkin untuk mencari dan mengevakuasi korban.

Setelah berjam-jam melakukan pencarian, tim SAR berhasil menemukan dua jenazah, yaitu Hamdana (50) pada pukul 15.10 WITA dan putranya, Nasrul (24) pada pukul 16.24 WITA. Kedua korban kemudian dievakuasi ke kamar jenazah RSUD AW Sjahranie. Sementara itu, dua korban lainnya, Nurul Sakira (17) dan Fitri (14), masih dalam proses pencarian.

Koordinator Pos SAR Samarinda, Mardi Sianturi, menjelaskan bahwa proses evakuasi dilakukan dengan menggunakan dua eskavator dan satu drone thermal. Namun, jarak pandang yang terbatas, tanah yang terus bergerak, dan minimnya penerangan menjadi kendala serius di lapangan.

Pencarian Dihentikan Sementara

Kepala Pelaksana BPBD Samarinda, Suwarso, menyatakan bahwa pencarian korban terpaksa dihentikan sementara pada pukul 18.00 WITA demi keselamatan petugas. Pencarian akan dilanjutkan pada Selasa (13/5/2025) pukul 08.00 WITA.

BNPB mencatat bahwa curah hujan di Samarinda pada hari kejadian mencapai 153 mm, yang tergolong sangat lebat. Kondisi ini, ditambah dengan kontur tanah yang lemah, kemiringan curam, dan minimnya vegetasi penahan tanah, membuat kawasan Lempake sangat rentan terhadap longsor susulan.

BPBD telah berkoordinasi dengan PLN dan pemuda karang taruna untuk memasang penerangan darurat di sekitar lokasi longsor, termasuk jalur evakuasi dan area pencarian korban. Dua alat berat tambahan juga telah didatangkan untuk mempercepat proses evakuasi.

Kondisi Korban Selamat

Dua korban selamat lainnya, Tajudin (45) dan Sarul (22), saat ini masih dalam penanganan medis akibat trauma dan shock berat. Pemerintah mengimbau warga untuk tetap waspada dan segera melaporkan jika ada tanda-tanda pergerakan tanah. Kawasan Belimau, khususnya RT 22, dinyatakan masih berisiko tinggi terhadap longsor lanjutan.