Perjuangan Muayatur Rohmah: Menunaikan Ibadah Haji dengan Keterbatasan Fisik

Muayatur Rohmah: Semangat Tak Padam di Tanah Suci

Kisah inspiratif datang dari Muayatur Rohmah, seorang perempuan tangguh asal Jember, Jawa Timur, yang membuktikan bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk mewujudkan impian. Di usia senja, dengan kondisi disabilitas yang dialaminya, Muayatur berhasil menunaikan ibadah haji, sebuah cita-cita yang telah lama dipendamnya.

Muayatur tergabung dalam kloter 32 Embarkasi Surabaya dan diberangkatkan menuju Tanah Suci pada Minggu malam. Perjuangannya untuk sampai di titik ini tidaklah mudah. Sehari-hari, ia bekerja sebagai penjahit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Upah yang didapat dari menjahit tidaklah besar, namun dengan ketekunan dan keyakinan, ia menyisihkan sebagian kecil penghasilannya untuk ditabung.

"Punya uang Rp 50.000, Rp 100.000, atau berapapun itu, saya tabung sedikit demi sedikit, dengan niat dapat mendaftar haji," ungkap Muayatur, menceritakan bagaimana ia mengumpulkan pundi-pundi rupiah demi mewujudkan mimpinya. Selain dari hasil menjahit, Muayatur juga memanfaatkan hasil sewa sawah peninggalan suaminya untuk menambah tabungan hajinya.

Niat tulus dan usaha keras Muayatur akhirnya membuahkan hasil. Pada tahun 2012, ia memberanikan diri mendaftar haji melalui Kementerian Agama setempat. Setelah bertahun-tahun menunggu, akhirnya panggilan suci itu datang, dan Muayatur berkesempatan untuk menginjakkan kaki di Tanah Suci.

Selama menjalankan ibadah haji di Mekkah dan Madinah, Muayatur didampingi oleh sepupunya yang setia menemaninya. Meskipun menggunakan kursi roda untuk membantu mobilitasnya, Muayatur tetap menunjukkan semangatnya untuk mandiri. Ia berusaha untuk tidak merepotkan orang lain dan melakukan banyak hal sendiri sebisa mungkin.

"Saya masih punya semangat walaupun kondisi saya seperti ini. Saya tidak ingin merepotkan sepupu saya yang setia menemani saya selama perjalanan ini," ujarnya dengan penuh semangat.

Sugiyo, Plh Sekretaris PPIH Embarkasi Surabaya, menjelaskan bahwa jemaah haji dengan keterbatasan fisik seperti Muayatur tetap diperbolehkan untuk melaksanakan ibadah haji. Menurutnya, yang terpenting adalah jemaah tersebut sehat secara fisik dan psikologis, serta mampu menjalankan ibadah haji sesuai dengan syariat Islam.

Kisah Muayatur Rohmah adalah bukti nyata bahwa semangat dan keyakinan dapat mengalahkan segala keterbatasan. Perjuangannya untuk menunaikan ibadah haji adalah inspirasi bagi kita semua untuk tidak pernah menyerah dalam mengejar impian.