DPR Dorong Evaluasi Keamanan Amunisi Pasca Tragedi Ledakan di Garut

Tragedi ledakan amunisi kadaluarsa di Garut, Jawa Barat, yang merenggut nyawa 13 orang, menuai perhatian serius dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Jawa Barat XI (Garut, Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya), Lola Nelria Oktavia, menyampaikan keprihatinannya dan mendesak agar insiden serupa tidak terulang di wilayah lain.

Legislator dari Partai NasDem ini menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap sistem keamanan pengelolaan amunisi di seluruh Indonesia. Lola juga menyatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan kepolisian setempat dan memahami bahwa kegiatan pemusnahan amunisi tersebut seharusnya telah melalui pertimbangan matang terkait keamanan dan keselamatan masyarakat. Lokasi pemusnahan yang berjarak sekitar tiga jam dari Polres seharusnya menjadi faktor yang dipertimbangkan dengan seksama.

Lola meminta semua pihak untuk menahan diri dari spekulasi dan menunggu hasil investigasi resmi terkait penyebab ledakan. Hal ini penting untuk memastikan keadilan bagi para korban dan keluarga yang ditinggalkan. Selain itu, hasil investigasi diharapkan dapat memberikan rekomendasi perbaikan sistem keamanan dalam pengelolaan amunisi, sehingga kejadian serupa dapat dicegah di masa depan.

Lebih lanjut, Lola menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban yang meninggal dunia. Ia menyebut tragedi ini sebagai luka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat luas. Lola juga berharap agar korban luka-luka mendapatkan penanganan medis yang cepat dan terbaik agar tidak ada lagi korban jiwa yang bertambah.

Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Kristomei Sianturi menjelaskan bahwa warga yang menjadi korban ledakan amunisi di Garut diduga tengah mengumpulkan sisa-sisa bekas granat dan mortir di lokasi pemusnahan. Namun, tanpa disadari, terdapat bom yang belum meledak dan mengakibatkan ledakan susulan saat warga mendekat.

Kristomei menambahkan bahwa aktivitas mengumpulkan sisa-sisa logam dari amunisi bekas merupakan hal yang biasa dilakukan masyarakat setempat setelah kegiatan pemusnahan amunisi. Masyarakat biasanya memanfaatkan serpihan logam, tembaga, dan besi yang tersisa dari granat dan mortir. TNI akan melakukan investigasi mendalam untuk mengetahui penyebab terjadinya ledakan susulan, termasuk kemungkinan adanya detonator yang belum meledak sebelumnya. Investigasi ini diharapkan dapat memberikan gambaran jelas mengenai kronologi kejadian dan langkah-langkah pencegahan agar insiden serupa tidak terjadi lagi.

Kegiatan pemusnahan amunisi yang tidak sesuai standar operasional prosedur (SOP) akan berdampak sangat fatal, mengingat bahan peledak ini memiliki resiko yang sangat besar. Perlu adanya pengawasan yang ketat dari pihak berwenang agar kejadian ini tidak terulang kembali.

  • Evaluasi menyeluruh terhadap sistem keamanan pengelolaan amunisi
  • Koordinasi dengan kepolisian setempat
  • Menunggu hasil investigasi resmi
  • Penanganan medis yang cepat dan terbaik bagi korban luka-luka
  • Investigasi mendalam penyebab ledakan susulan
  • Pengawasan yang ketat dari pihak berwenang