Ledakan Amunisi di Garut: Anggota DPR Soroti Potensi Pengulangan dan Pentingnya Investigasi Mendalam
Tragedi ledakan amunisi kadaluarsa di Garut, Jawa Barat, yang merenggut nyawa 13 orang, menuai sorotan tajam dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Lola Nelria Oktavia, anggota DPR dari Daerah Pemilihan Jawa Barat XI (Garut, Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya), menyatakan keprihatinannya mendalam atas kejadian tersebut dan menekankan pentingnya mencegah terulangnya peristiwa serupa di masa mendatang.
"Jangan sampai kejadian serupa terulang atau terjadi di tempat lain," ujar Lola, menyoroti perlunya evaluasi menyeluruh terhadap prosedur dan standar keamanan dalam pengelolaan amunisi. Ia juga mengungkapkan bahwa kegiatan peledakan amunisi di Garut bukanlah yang pertama kali dilakukan, dan seharusnya telah melalui pertimbangan matang terkait keamanan dan keselamatan masyarakat.
Legislator dari Partai Nasdem ini mendesak semua pihak untuk menahan diri dari spekulasi dan menunggu hasil investigasi resmi. "Mari kita tunggu hasil investigasi resmi untuk memastikan keadilan bagi para korban. Tidak perlu ada spekulasi yang terlalu dini atas peristiwa ini," katanya.
Lola juga menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban dan menekankan perlunya penanganan cepat dan perawatan terbaik bagi korban luka agar jumlah korban jiwa tidak bertambah. Ia menambahkan, tragedi ini menyisakan luka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat luas.
Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Kristomei Sianturi menjelaskan bahwa warga yang menjadi korban ledakan sedang mengumpulkan sisa-sisa amunisi, seperti serpihan logam dari granat dan mortir. Namun, diduga ada bom yang belum meledak dan menyebabkan ledakan susulan saat warga mendekat.
Kristomei menekankan bahwa kegiatan mengumpulkan sisa-sisa amunisi oleh masyarakat umum merupakan hal yang biasa dilakukan setelah kegiatan pemusnahan amunisi. Pihak TNI akan mendalami lebih lanjut penyebab terjadinya ledakan susulan, termasuk kemungkinan adanya detonator yang belum meledak sebelumnya.