Ribuan Masyarakat Tumpah Ruah Saksikan Prosesi Kirab Waisak Mendut-Borobudur
Ribuan umat Buddha dan masyarakat umum dari berbagai daerah memadati sepanjang jalan yang menghubungkan Candi Mendut dan Candi Borobudur pada Senin (12/5/2025). Mereka antusias menyaksikan prosesi Kirab Waisak yang menjadi puncak perayaan Tri Suci Waisak.
Sejak siang hari, masyarakat telah bersiap di tepi jalan yang menjadi rute kirab. Tua, muda, bahkan anak-anak dengan sabar menanti rombongan kirab melintas. Mereka membawa bendera Buddhis, spanduk, dan atribut lainnya untuk memeriahkan acara. Sorak sorai dan tepuk tangan membahana saat rombongan kirab mulai terlihat.
Kirab Waisak dimulai tepat pukul 14.00 WIB dari Candi Mendut. Rombongan terdiri dari para biksu, tokoh agama, dan perwakilan umat Buddha dari berbagai majelis. Mereka berjalan kaki dengan khidmat sambil membawa berbagai simbol agama Buddha, seperti rupang Buddha, kitab suci, dan bendera-bendera Buddhis. Iringan gamelan dan kesenian tradisional turut memeriahkan suasana kirab.
Rute kirab melewati jalan-jalan desa dan perkampungan di sekitar Candi Mendut dan Candi Borobudur. Masyarakat setempat menyambut rombongan kirab dengan ramah dan penuh suka cita. Mereka memberikan penghormatan kepada para biksu dan menyumbangkan makanan dan minuman kepada para peserta kirab.
Prosesi kirab berakhir di Candi Borobudur, tempat para biksu dan umat Buddha melakukan ritual ibadah Waisak. Pemandangan ribuan umat Buddha yang berkumpul di pelataran Candi Borobudur menjadi momen yang sangat sakral dan mengesankan.
Antusiasme masyarakat terhadap Kirab Waisak ini menunjukkan bahwa perayaan Waisak tidak hanya menjadi milik umat Buddha, tetapi juga menjadi bagian dari kekayaan budaya bangsa Indonesia. Kehadiran ribuan orang dari berbagai latar belakang agama dan budaya membuktikan bahwa toleransi dan kerukunan antar umat beragama di Indonesia tetap terjaga dengan baik.
Kirab Waisak dari Candi Mendut ke Candi Borobudur bukan hanya sekadar ritual keagamaan, tetapi juga menjadi daya tarik wisata yang mampu menarik wisatawan domestik dan mancanegara. Hal ini tentu saja memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat setempat.
Perayaan Waisak tahun ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai-nilai luhur agama Buddha dalam kehidupan sehari-hari.
Makna Kirab Waisak
Kirab Waisak bukan sekadar pawai atau arak-arakan. Lebih dari itu, kirab ini memiliki makna simbolis yang mendalam bagi umat Buddha. Berikut adalah beberapa makna penting dari Kirab Waisak:
- Perjalanan Spiritual: Kirab melambangkan perjalanan spiritual umat Buddha dalam mencapai pencerahan.
- Penyebaran Dharma: Kirab merupakan sarana untuk menyebarkan ajaran Buddha kepada masyarakat luas.
- Persatuan Umat: Kirab mempererat tali persaudaraan antar umat Buddha dari berbagai daerah dan majelis.
- Pelestarian Budaya: Kirab merupakan upaya untuk melestarikan tradisi dan budaya Buddhis di Indonesia.
Dengan memahami makna yang terkandung di dalamnya, umat Buddha diharapkan dapat mengikuti Kirab Waisak dengan penuh khidmat dan kesadaran.
Harapan di Hari Waisak
Perayaan Waisak menjadi momen yang tepat untuk merenungkan diri, memperbaiki diri, dan meningkatkan kualitas spiritual. Umat Buddha diharapkan dapat mengambil hikmah dari ajaran Buddha dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, Waisak juga menjadi momen untuk mempererat tali persaudaraan dengan sesama manusia, tanpa memandang perbedaan agama, suku, ras, dan golongan. Dengan semangat Waisak, diharapkan tercipta masyarakat Indonesia yang damai, adil, dan sejahtera.