The Murder Capital Batalkan Konser di Jerman Akibat Larangan Memajang Bendera Palestina
Gelombang dukungan terhadap Palestina terus bergulir di kalangan musisi internasional. Setelah trio hip-hop asal Irlandia Utara, Kneecap, menuai kontroversi atas dukungan terbuka mereka, kini giliran band post-punk Irlandia, The Murder Capital, yang merasakan dampaknya.
Band yang digawangi oleh James McGovern (vokal), Damien Tuit (gitar), Cathal Roper (gitar), Gabriel Paschal Blake (bass), dan Diarmuid Brennan (drum) ini terpaksa membatalkan dua pertunjukan mereka di Jerman setelah pihak penyelenggara melarang mereka untuk menampilkan bendera Palestina di atas panggung.
The Murder Capital dijadwalkan tampil di klub Gretchen, Berlin, pada Sabtu, 10 Mei lalu. Namun, acara tersebut dibatalkan setelah diskusi alot antara pihak manajemen band dan pemerintah setempat. Pemerintah meminta agar The Murder Capital tidak mengibarkan bendera Palestina, sebuah tindakan yang biasa mereka lakukan dalam setiap penampilan live.
Menanggapi pembatalan tersebut, The Murder Capital menyampaikan pernyataan di luar venue sambil memegang bendera Palestina. Mereka menyatakan bahwa mereka baru mengetahui larangan tersebut saat tiba di Berlin. Setelah berdiskusi, mereka memutuskan untuk tidak menurunkan bendera tersebut dari panggung.
"Kami tiba di Berlin pagi ini dan baru mengetahui bahwa kami tidak diizinkan untuk mengibarkan bendera ini di sini hari ini," ujar mereka dalam pernyataan yang dilansir dari Billboard.
"Kami berdiskusi selama satu jam tentang apa yang harus kami lakukan. Kami memutuskan untuk tidak menurunkan bendera dari panggung," lanjut mereka.
Menurut band tersebut, keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan segala konsekuensinya, termasuk kemungkinan pembatalan pertunjukan. Setelah mereka bersikeras untuk tetap memajang bendera, pihak penyelenggara memberitahu mereka bahwa hal itu tidak diperbolehkan, bahkan mengganti bendera dengan spanduk bertuliskan "Free Palestine" pun ditolak.
"Ini bukan hanya tentang bendera nasional. Ini tentang pernyataan politik. Dan bagi kami, ini bukan hanya pernyataan politik, ini adalah pernyataan kemanusiaan. Kami telah mengatakan itu dalam wawancara selama ini bahwa kami telah membicarakannya sebagai manusia. Ini bukan hanya tentang politik, ini tentang orang-orang yang sekarat dan dibantai setiap hari, dan itu sedang terjadi saat ini."
"Bagi kami sebagai sebuah band, yang telah mengibarkan bendera ini di panggung untuk pertunjukan yang tak terhitung jumlahnya, akan menjadi tindakan yang salah jika kami menyingkirkannya dari panggung hanya agar tempat tersebut tetap menyenangkan. Kami tidak setuju dengan itu. Kami telah berbicara sebelumnya hari ini tentang hal ini, tentang bagaimana kami berharap musik, seni, dan teater dapat bebas dari diskusi politik dan hal-hal seperti itu, tetapi dengan kondisi dunia saat ini, sayangnya hal itu tidak mungkin terjadi."
Mereka juga menyampaikan apresiasi atas dukungan yang diberikan oleh para penggemar. Namun, mereka menekankan bahwa yang terpenting adalah pembebasan Palestina.
Jerman sendiri memiliki undang-undang yang ketat terkait antisemitisme. Festival Film Berlin tahun lalu juga mengeluarkan imbauan kepada para hadirin untuk berhati-hati dalam menggunakan bahasa tertentu yang berpotensi dianggap sebagai ujaran kebencian atau antisemit.