Strategi Keuangan Jitu: Raih Ketenangan di Masa Pensiun
Masa pensiun seringkali menjadi momok bagi sebagian orang, terutama karena adanya kekhawatiran akan hilangnya pendapatan rutin. Pengeluaran besar yang tak terduga, seperti biaya pendidikan anak, renovasi rumah, atau pelunasan hutang, seringkali menghantui mereka yang akan memasuki masa purnabakti. Ironisnya, tidak semua pekerja mempersiapkan diri secara finansial untuk menghadapi transisi ini, dan mengandalkan pesangon atau tabungan hari tua (THT) yang baru bisa dinikmati setelah pensiun.
Lalu, bagaimana caranya agar kita bisa menyongsong masa pensiun dengan tenang dan tanpa dihantui kecemasan finansial? Berikut beberapa strategi yang bisa Anda terapkan:
-
Identifikasi Kebutuhan Finansial Mendekati Pensiun: Langkah pertama yang krusial adalah mengidentifikasi kebutuhan finansial yang kemungkinan besar akan muncul dalam waktu dekat. Apakah Anda perlu melunasi hutang, membiayai pendidikan anak, merenovasi rumah, atau memulai usaha sampingan? Dengan merinci kebutuhan ini, Anda dapat memperkirakan jumlah dana yang dibutuhkan dan menyusun strategi keuangan yang realistis. Hal ini juga membantu Anda menghindari keputusan impulsif yang dapat membebani keuangan di masa depan.
-
Evaluasi Sumber Dana Pensiun: Calon pensiunan biasanya memiliki beberapa sumber dana yang akan diterima setelah masa kerja berakhir, seperti uang pesangon, uang pelepasan pensiun, THT, tunjangan pensiun dari institusi atau pemerintah, serta pendapatan pasif lainnya. Dengan mengetahui perkiraan jumlah dana yang akan diterima, Anda dapat merencanakan pinjaman atau investasi jangka pendek yang tepat. Pastikan juga dana tersebut dapat digunakan untuk membayar kewajiban yang mungkin Anda ambil sebelum dana pensiun cair.
-
Rencanakan Strategi Pembiayaan Selama Masa Transisi: Masa menjelang pensiun seringkali menjadi masa yang penuh tantangan, dengan berbagai kebutuhan finansial yang tak terduga. Banyak pekerja mengalami penurunan penghasilan menjelang masa purnabakti, baik karena tunjangan yang berkurang maupun munculnya kebutuhan mendesak. Salah satu solusi yang bisa dipertimbangkan adalah memanfaatkan fasilitas kredit talangan yang berbasis pesangon atau THT. Dengan skema ini, Anda tidak perlu mencicil pokok pinjaman setiap bulan, melainkan bisa melunasinya saat dana pensiun cair. Selain itu, beban bunga juga dapat disesuaikan, baik dicicil ringan per bulan atau dibayarkan sekaligus di awal.
Salah satu opsi yang bisa dipertimbangkan adalah Kredit BRIguna Talangan BRI, yang merupakan produk turunan dari Briguna Pra Purna. Kredit ini menyediakan fasilitas pinjaman berbasis talangan pesangon dan THT, dengan sumber pembayaran berasal dari uang yang akan diterima nasabah menjelang pensiun. Keunggulan dari produk ini adalah pokok pinjaman hanya perlu dibayar satu kali saat kredit jatuh tempo, sehingga nasabah tidak perlu khawatir dengan beban cicilan bulanan selama masa pinjaman berlangsung.
Kredit BRIguna Talangan menawarkan dua skema pembayaran yang fleksibel:
- Bunga Dicadangkan di Awal: Bunga dipotong langsung saat pencairan, sehingga nasabah tidak memiliki kewajiban bulanan. Pilihan ini cocok bagi mereka yang ingin terbebas dari cicilan rutin.
- Bunga Dibayar Bulanan: Bunga dibayar dari gaji bulanan dengan batas maksimal cicilan sebesar 75 persen dari take home pay (THP). Pilihan ini memungkinkan Anda mencicil secara ringan sambil tetap aktif bekerja.
Program Kredit BRIguna Talangan ini cocok untuk aparatur sipil negara (ASN), anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Indonesia (Polri), pegawai badan usaha milik negara (BUMN)/badan usaha milik daerah (BUMD), serta pegawai swasta. Dengan jangka waktu maksimal hingga tiga tahun, nasabah dapat memilih tenor yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka.
Dengan perencanaan keuangan yang matang dan pemanfaatan fasilitas yang tepat, masa pensiun bukan lagi menjadi momok yang menakutkan, melainkan gerbang menuju kehidupan yang lebih tenang dan sejahtera.