Tragedi Longsor di Samarinda: Satu Keluarga Tertimbun, Tim SAR Lakukan Evakuasi
Hujan deras yang mengguyur Kota Samarinda pada Senin (12/5/2025) pagi, menyebabkan bencana tanah longsor yang menimpa sebuah keluarga di Jalan Belimau Raya, Kelurahan Lempake, Kecamatan Samarinda Utara. Insiden tragis ini terjadi sekitar pukul 06.00 Wita, mengakibatkan satu keluarga yang terdiri dari seorang ibu dan dua anaknya tertimbun material longsor.
Tim gabungan dari berbagai instansi, termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda, Basarnas, dan relawan, segera dikerahkan ke lokasi kejadian untuk melakukan upaya evakuasi. Identitas para korban yang tertimbun longsor diketahui bernama Hamdana (50), Nurul Sakira (17), dan Fitri (14).
Menurut Kepala BPBD Kota Samarinda, Suwarso, longsor ini berdampak pada empat bangunan di sekitarnya. Dua bangunan dalam kondisi kosong, sementara dua lainnya berpenghuni. Salah satu rumah sempat ditinggalkan penghuninya sesaat sebelum kejadian. Namun nahas, satu keluarga yang berada di rumah lainnya tidak sempat menyelamatkan diri dan akhirnya tertimbun longsor.
"Koordinasi dengan Basarnas sudah dilakukan, dan proses evakuasi perlahan-lahan dilakukan, karena kondisi hujan belum reda serta situasi tanah yang masih labil," ungkap Suwarso.
Kondisi geografis lokasi kejadian memang dikenal rawan longsor. Tebing curam yang minim vegetasi menjadi faktor utama pemicu pergerakan tanah. "Tanahnya menggantung dari atas, hanya ditutupi rumput merambat. Saat hujan deras turun, pergerakan tanah langsung terjadi," jelas Suwarso lebih lanjut.
Proses evakuasi menghadapi kendala yang cukup signifikan. Selain cuaca yang masih belum bersahabat dengan hujan yang terus mengguyur, risiko longsor susulan juga menjadi perhatian utama. Tim SAR harus bekerja dengan sangat hati-hati untuk memastikan keselamatan para petugas di lapangan.
Berikut adalah tantangan utama dalam proses evakuasi:
- Cuaca Buruk: Hujan deras terus mengguyur lokasi kejadian, mempersulit proses evakuasi dan meningkatkan risiko longsor susulan.
- Kondisi Tanah Labil: Tanah di sekitar lokasi longsor sangat labil dan rawan bergerak, sehingga memerlukan kehati-hatian ekstra dalam melakukan penggalian.
- Akses Terbatas: Lokasi longsor berada di area yang sulit dijangkau, sehingga menghambat mobilitas alat berat dan personel.
Suwarso mengimbau kepada seluruh warga Samarinda untuk tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi bencana alam, terutama saat musim hujan. Diharapkan upaya evakuasi dapat segera diselesaikan dan para korban dapat segera ditemukan.