Apresiasi Penangguhan Mahasiswi ITB, Relawan Prabowo Soroti Sikap Pemimpin yang Pemaaf
Ketua Umum salah satu kelompok relawan pendukung Prabowo Subianto, Immanuel Ebenezer, menyampaikan apresiasi atas penangguhan penahanan seorang mahasiswi Institut Teknologi Bandung (ITB) yang terlibat dalam kasus pembuatan meme yang menampilkan Presiden Prabowo Subianto dan Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo.
Ebenezer, yang akrab disapa Noel, menyoroti sikap Prabowo sebagai seorang pemimpin yang pemaaf. Menurutnya, tindakan Prabowo tersebut mencerminkan jiwa besar seorang negarawan yang tidak terpancing oleh hinaan maupun fitnah.
"Menurut saya, ini adalah sikap yang luar biasa dari Presiden Prabowo. Beliau adalah seorang pemimpin yang pemaaf, meskipun telah menerima hinaan dan fitnah. Hal ini sudah menjadi hal yang biasa bagi Pak Prabowo," ujar Noel kepada awak media.
Noel juga mengingatkan para mahasiswa untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Ia menekankan bahwa menyampaikan kritik adalah hal yang diperbolehkan, namun harus dilakukan dengan cara yang sesuai dan bertanggung jawab.
"Dalam kasus mahasiswi ITB ini, mahasiswa harus lebih bijak. Kita semua adalah mantan mahasiswa dan aktivis kampus. Kita tahu perbedaan antara kritik, kebencian, hujatan, dan upaya untuk mengkritisi. Jadi, kita harus memahami perbedaan antara kritik yang membangun dan ujaran yang menghina," tegasnya.
Menurut Noel, meme yang diunggah oleh mahasiswi berinisial SSS tersebut dapat diinterpretasikan sebagai tindakan yang merendahkan martabat seseorang. Ia menambahkan bahwa Prabowo tidak pernah membatasi kritik karena menganggapnya sebagai elemen penting dalam pembangunan. Namun, kritik tersebut seharusnya tidak merendahkan martabat individu di depan publik.
"Meme yang menampilkan Pak Prabowo berciuman dengan Pak Jokowi dapat dianggap sebagai penghinaan. Masyarakat akan mengasosiasikannya dengan konotasi yang negatif. Oleh karena itu, mahasiswa perlu lebih dewasa dalam menggunakan media sosial," jelas Noel.
Noel berharap kasus ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Ia tidak ingin kejadian serupa dianggap sebagai hal yang lumrah dan diikuti oleh orang lain.
"Jangan karena hari ini Pak Prabowo memaafkan dan menangguhkan penahanan mahasiswi ITB, lantas orang lain merasa bebas untuk melakukan hal yang sama karena Pak Prabowo selalu memaafkan. Saya rasa ini adalah pelajaran bagi mahasiswa agar lebih dewasa dalam bermedia sosial," imbuhnya.
Sebelumnya, Bareskrim Polri telah menangguhkan penahanan SSS dengan alasan memberikan kesempatan kepadanya untuk menyelesaikan pendidikannya.
"Penangguhan penahanan ini diberikan dengan mempertimbangkan aspek kemanusiaan dan memberikan kesempatan kepada yang bersangkutan untuk melanjutkan kuliahnya," ungkap Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko.
Selain itu, penangguhan penahanan SSS juga didasarkan pada permohonan dari tersangka melalui kuasa hukumnya serta dari orang tua SSS. Tersangka SSS juga telah menyampaikan permohonan maaf atas kegaduhan yang ditimbulkan.
"Penangguhan juga didasarkan pada itikad baik dari tersangka dan keluarganya untuk meminta maaf atas kegaduhan yang terjadi. Permohonan maaf juga disampaikan kepada Bapak Prabowo dan Bapak Jokowi, serta pihak ITB. Yang bersangkutan sangat menyesal dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya," pungkasnya.
- Penangguhan penahanan diberikan berdasarkan pertimbangan kemanusiaan.
- Tersangka telah meminta maaf kepada Prabowo, Jokowi, dan ITB.
- Kasus ini diharapkan menjadi pelajaran bagi mahasiswa dalam bermedia sosial.