Kehamilan membawa perubahan besar dalam tubuh seorang wanita, termasuk perubahan pada kulit. Oleh karena itu, pemilihan produk perawatan kulit atau skincare selama masa kehamilan memerlukan perhatian khusus. Tidak semua kandungan dalam produk skincare aman untuk digunakan oleh ibu hamil, karena beberapa bahan berpotensi membahayakan perkembangan janin.

Ahli kecantikan, dr. Claudia dari Profira Clinic Surabaya, menekankan pentingnya kehati-hatian dalam memilih skincare untuk ibu hamil. Dalam acara ParenTale 2025, ia memberikan beberapa panduan penting agar ibu hamil dapat memilih produk perawatan kulit yang aman dan tepat.

Berikut adalah beberapa tips yang disarankan oleh dr. Claudia:

• Menghindari Bahan Aktif Tertentu: Selama masa kehamilan, sebaiknya hindari produk skincare yang mengandung bahan aktif yang berpotensi berbahaya bagi janin. Meskipun tidak semua bahan aktif berbahaya, beberapa bahan seperti retinoid, SLS (Sodium Lauryl Sulfate), paraben, dan oxybenzone sebaiknya dihindari. Bahan-bahan ini memiliki potensi untuk diserap oleh tubuh dan mempengaruhi perkembangan janin.

• Konsultasi dengan Dokter Kandungan: Jika Anda merasa ragu atau tidak yakin mengenai kandungan skincare yang aman, konsultasikan dengan dokter kandungan Anda. Dokter kandungan dapat memberikan saran dan rekomendasi yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda dan janin. Mereka memiliki pengetahuan medis yang mendalam dan dapat membantu Anda memilih produk yang tepat.

• Memilih Produk dengan Kandungan Herbal dan Alami: Pilihlah skincare yang mengandung bahan-bahan herbal dan alami yang vegan friendly. Bahan-bahan seperti minyak jojoba, lidah buaya (aloe vera), dan chamomile dikenal memiliki sifat menenangkan dan melembapkan kulit. Produk dengan kandungan herbal cenderung lebih aman karena minim kandungan bahan kimia sintetis yang berpotensi berbahaya.

Memastikan keamanan skincare selama kehamilan adalah prioritas utama. Dengan mengikuti panduan ini dan berkonsultasi dengan dokter, ibu hamil dapat menjaga kesehatan kulit mereka tanpa membahayakan janin.