Bupati Aceh Barat Daya Ancam Tutup Tambang yang Tak Berkontribusi Positif bagi Masyarakat

Bupati Aceh Barat Daya (Abdya), Safaruddin, menyampaikan pernyataan tegas terkait keberadaan perusahaan tambang di wilayahnya. Ia menekankan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut tidak boleh hanya menimbulkan dampak negatif, tetapi juga harus memberikan kontribusi nyata bagi kesejahteraan masyarakat dan kemajuan daerah.

Safaruddin mengungkapkan kekecewaannya terhadap praktik perusahaan tambang yang hanya meninggalkan kerusakan lingkungan dan infrastruktur, tanpa memberikan timbal balik yang sepadan. Ia menyoroti kerusakan jalan yang disebabkan oleh aktivitas pertambangan, sementara kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih sangat minim.

"Jika keberadaan tambang tidak memberikan manfaat bagi rakyat, lebih baik ditutup saja. Saya tidak akan mentolerir perusahaan yang hanya mengeruk keuntungan pribadi tanpa mempedulikan kepentingan masyarakat luas," tegas Safaruddin saat ditemui di Banda Aceh.

Sikap keras Bupati Abdya ini dilatarbelakangi oleh kondisi keuangan daerah yang tengah mengalami efisiensi anggaran. Selain itu, dana otonomi khusus (otsus) Aceh yang menjadi sumber pendapatan daerah juga akan berakhir pada tahun 2027. Oleh karena itu, Safaruddin bertekad untuk mengoptimalkan segala potensi daerah, termasuk sektor pertambangan, demi meningkatkan PAD dan kesejahteraan masyarakat.

Ia menegaskan tidak akan membiarkan perusahaan tambang hanya menjadi sarana memperkaya oknum-oknum tertentu tanpa memberikan dampak positif bagi daerah. Pemerintah Abdya juga berupaya memaksimalkan aset-aset daerah lainnya, seperti menghidupkan kembali pabrik penggilingan padi yang selama ini terbengkalai.

"Aset yang bergerak maupun tidak bergerak harus dioptimalkan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah," ujarnya.

Selain itu, Safaruddin juga tengah mengkaji pengelolaan kendaraan operasional daerah. Ia berencana untuk melelang kendaraan yang berusia di atas 10-15 tahun agar tidak menjadi beban anggaran. Aset-aset tidak bergerak seperti sawah dan gedung juga akan dimaksimalkan pemanfaatannya, termasuk dengan menawarkan kerjasama kepada pihak ketiga.

"Kami berharap optimalisasi aset ini dapat menjadi sumber pendapatan daerah yang signifikan dalam lima tahun mendatang," pungkasnya.

Rincian Program Bupati Safaruddin:

  • Evaluasi Kinerja Perusahaan Tambang: Meninjau kontribusi perusahaan tambang terhadap PAD dan kesejahteraan masyarakat. Menutup perusahaan yang tidak memberikan manfaat signifikan.
  • Optimalisasi Aset Daerah:
    • Menghidupkan kembali pabrik penggilingan padi.
    • Melelang kendaraan operasional yang sudah tua.
    • Memaksimalkan pemanfaatan sawah dan gedung milik daerah.
  • Peningkatan PAD: Mencari sumber-sumber pendapatan baru untuk meningkatkan PAD, terutama menjelang berakhirnya dana otsus Aceh.
  • Efisiensi Anggaran: Melakukan penghematan anggaran di berbagai sektor untuk mengatasi keterbatasan keuangan daerah.