Wabah Keracunan Makanan Bergizi Gratis Merebak, Kota Bogor Tetapkan Status KLB

Kota Bogor menghadapi krisis kesehatan masyarakat setelah ratusan siswa mengalami gejala keracunan yang diduga berasal dari program makanan bergizi gratis (MBG). Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor telah mengambil langkah cepat dengan menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk mengatasi situasi yang semakin mengkhawatirkan ini.

Keputusan penetapan status KLB diambil menyusul lonjakan signifikan jumlah siswa yang dilaporkan mengalami keracunan setelah mengonsumsi menu MBG. Hingga saat ini, tercatat 214 siswa dari berbagai sekolah di Kota Bogor menjadi korban. Walikota Bogor, Dedie Rachim, menyampaikan bahwa Pemkot Bogor telah berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program MBG. Evaluasi ini mencakup penanganan medis korban, upaya pencegahan penyebaran kasus lebih lanjut, serta penyelidikan epidemiologi (PE) untuk mengidentifikasi sumber dan penyebab keracunan.

"Kita pastikan mereka yang terkena dampak ini biaya medisnya ditanggung Pemkot Bogor," ujar Dedie Rachim, menekankan komitmen pemerintah daerah untuk meringankan beban keluarga korban. Pemkot Bogor juga akan melakukan investigasi mendalam untuk melacak asal-muasal dugaan keracunan, dengan fokus pada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) serta kemungkinan sumber kontaminasi lainnya.

Saat ini, Pemkot Bogor sedang melakukan pemetaan terhadap sekolah-sekolah yang terlibat dalam program MBG untuk mengetahui secara pasti jumlah siswa yang terdampak. Data awal menunjukkan bahwa 13 sekolah di Kota Bogor menerima menu MBG dari dapur SPPG Bosowa Bina Insani. Langkah-langkah antisipasi dan perbaikan akan dibahas bersama BGN, dengan tujuan utama memastikan keamanan dan kualitas program MBG agar anak-anak dapat menikmati makanan bergizi tanpa rasa takut atau ragu.

Kabar baiknya, sebagian besar siswa yang diduga mengalami keracunan MBG dilaporkan kondisinya berangsur membaik setelah mendapatkan penanganan medis yang intensif. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor mencatat bahwa dari total 214 korban, sebagian masih menjalani perawatan di rumah sakit, sementara sisanya mendapatkan perawatan jalan atau hanya mengalami keluhan ringan.

Berikut rincian sebaran kasus keracunan MBG di beberapa sekolah di Kota Bogor:

  • TK Bina Insani: 25 orang
  • SD Bina Insani: 10 orang
  • SMP Bina Insani: 94 orang
  • SMA Bina Insani: 1 orang
  • SDN Kukupu 3: 8 orang
  • SDN Kedung Waringin: 7 orang
  • SDN Kedung Jaya 1: 16 orang
  • SDN Kedung Jaya 2: 45 orang
  • SMP Bina Graha: 8 orang

Dinkes Kota Bogor terus memantau perkembangan kasus dan berupaya memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi para korban. Pemerintah Kota Bogor berkomitmen untuk segera mengatasi masalah keracunan MBG ini dan memastikan program makanan bergizi gratis dapat berjalan dengan aman dan efektif demi kesehatan dan kesejahteraan anak-anak di Kota Bogor.