Buaya 'Sarjana' Beralih Peran: Dari Hewan Liar Menjadi Duta Konservasi di Ambon

Buaya 'Sarjana' Beralih Peran: Dari Hewan Liar Menjadi Duta Konservasi di Ambon

Rencana pelepasliaran Buaya Sarjana, seekor buaya muara yang sebelumnya menghuni kolam Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, telah dibatalkan. Keputusan ini diambil oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Maluku setelah mempertimbangkan potensi edukasi yang lebih besar dari keberadaan reptil tersebut. Bukannya dikembalikan ke habitat aslinya di Sungai Nief, Kabupaten Seram Bagian Timur, Buaya Sarjana kini akan berperan sebagai duta konservasi di kandang rehabilitasi dan konservasi BKSDA di Kebun Cengkeh, Kota Ambon.

Seto, petugas Polisi Hutan BKSDA Maluku, menjelaskan bahwa keputusan ini didasari pada potensi edukasi yang signifikan. Kandang BKSDA saat ini menampung berbagai satwa dilindungi, terutama burung dan seekor rusa, namun belum memiliki reptil. Kehadiran Buaya Sarjana dinilai akan menarik minat anak-anak untuk mempelajari satwa liar secara langsung. "Rencana kami adalah menjadikan Buaya Sarjana sebagai media edukasi bagi anak-anak," ujar Seto. "Mereka lebih tertarik melihat buaya secara langsung daripada hanya melalui gambar. Program edukasi ini akan dikhususkan untuk anak-anak dan tidak dibuka untuk umum."

Untuk mendukung peran barunya, BKSDA akan membangun kandang baru yang lebih nyaman dan sesuai dengan habitat alami Buaya Sarjana, termasuk kolam air. Kandang yang ada akan direnovasi untuk memastikan kenyamanan dan kesejahteraan reptil berusia enam tahun ini. Sementara itu, Buaya Sarjana tetap berada di kandang lamanya, dalam kondisi sehat dan aktif. Ia diberi makan ikan segar seminggu sekali, sesuai dengan pola makannya di kolam Unpatti sebelumnya.

BKSDA menekankan bahwa fasilitas konservasi dan rehabilitasi yang dikelola memiliki fungsi khusus: karantina, rehabilitasi, dan pendidikan. Akses kunjungan publik dibatasi hanya dua kali seminggu, pada pukul 09.00-11.00 WIT, untuk memastikan kelancaran program rehabilitasi dan mencegah stres pada satwa. "Pembatasan kunjungan ini penting untuk menjaga agar tujuan rehabilitasi dan karantina tetap berjalan," tambah Seto.

Proses evakuasi Buaya Sarjana dari kolam Unpatti sendiri merupakan kisah tersendiri. Setelah beberapa kali upaya gagal, tim BKSDA akhirnya berhasil menyelamatkan buaya remaja tersebut pada Minggu, 2 Februari 2025, sekitar pukul 23.00 WIT. Proses evakuasi yang panjang dan rumit ini menunjukkan tantangan dalam menangani satwa liar di lingkungan perkotaan. Kini, dengan perannya yang baru sebagai duta konservasi, Buaya Sarjana diharapkan dapat berkontribusi dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian satwa liar di Maluku.

  • Proses evakuasi Buaya Sarjana dari Unpatti
  • Alasan pembatalan pelepasliaran
  • Program edukasi satwa liar BKSDA Maluku
  • Kondisi dan perawatan Buaya Sarjana
  • Pembatasan akses kunjungan ke kandang BKSDA