Ketidakpastian Investasi CATL: Benarkah Proyek Baterai EV Nasional Terancam?
Ketidakpastian Investasi CATL: Benarkah Proyek Baterai EV Nasional Terancam?
Isu mengenai kelanjutan investasi Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL), perusahaan raksasa baterai kendaraan listrik (EV) asal Tiongkok, dalam proyek pengembangan ekosistem baterai EV nasional di Indonesia, semakin santer terdengar. Meskipun sempat digadang-gadang sebagai investor strategis kunci, muncul laporan yang mengindikasikan adanya potensi penarikan diri atau penundaan signifikan dari proyek ini.
Kabar ini menimbulkan pertanyaan besar terkait masa depan proyek ambisius tersebut. Pemerintah Indonesia sendiri menargetkan untuk menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam industri kendaraan listrik global, dengan rantai pasok baterai sebagai fondasi utama. Keterlibatan CATL, melalui anak usahanya CBL International Development Pte Ltd dan perusahaan patungan PT Contemporary Amperex Technology Indonesia Battery (PT CATIB) bersama Indonesia Battery Corporation (IBC), diharapkan dapat mempercepat realisasi target tersebut.
Kontradiksi Pernyataan: Mundur atau Sekadar Penundaan?
Meskipun isu ini telah beredar luas, pernyataan dari berbagai pihak terkait proyek ini justru menunjukkan adanya kontradiksi. Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) mengonfirmasi adanya informasi mengenai potensi perubahan investor, namun tetap optimistis terhadap keberlanjutan proyek. Sebaliknya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) membantah kabar mundurnya CATL, menjelaskan bahwa terjadi penundaan akibat peningkatan fasilitas pabrik untuk mencegah potensi kebakaran. Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Perkasa Roeslani, juga menegaskan komitmen investasi CATL tetap berjalan sesuai rencana awal.
Realisasi Investasi yang Belum Optimal
Terlepas dari berbagai pernyataan tersebut, data menunjukkan bahwa realisasi investasi CATL belum mencapai target yang diharapkan. Berdasarkan data Overseas Direct Investment (ODI) approval yang diterima IBC, investasi yang terealisasi baru sekitar setengah dari target awal sebesar 1,18 miliar dollar AS (sekitar Rp 19,1 triliun). Hal ini menimbulkan kekhawatiran dan mendorong IBC untuk melakukan negosiasi lebih lanjut dengan CATL guna mencari solusi atas perbedaan nilai investasi.
Tantangan dan Harapan di Tengah Ketidakpastian
Ketidakpastian investasi CATL menjadi tantangan tersendiri bagi proyek pengembangan ekosistem baterai EV nasional. Situasi geopolitik global yang dinamis juga menambah kompleksitas permasalahan. Meskipun demikian, pemerintah Indonesia dan para pemangku kepentingan terkait terus berupaya mencari solusi dan alternatif untuk memastikan proyek ini tetap berjalan sesuai tujuan awal. Harapan tetap tinggi agar Indonesia dapat mewujudkan ambisinya sebagai pemain kunci dalam industri kendaraan listrik global.
Rincian Komitmen Investasi CATL
Berikut adalah rincian komitmen investasi CATL dalam proyek pengembangan ekosistem baterai EV nasional:
- Melalui: CBL International Development Pte Ltd
- Mitra Lokal: PT Industri Baterai Indonesia (IBC) membentuk PT Contemporary Amperex Technology Indonesia Battery (PT CATIB)
- Kapasitas Produksi: 15 Gigawatt hour (GWh) per tahun
- Nilai Investasi: 1,18 miliar dollar AS (sekitar Rp 19,1 triliun)
- Status Investasi (berdasarkan ODI approval IBC): sekitar 6,9 GW atau 417 juta dollar AS (sekitar Rp 6,75 triliun)
Deadline yang Terlewati
Berdasarkan informasi yang ada, kesepakatan investasi dengan CATL seharusnya telah rampung pada 28 Februari 2025. Namun, hingga akhir kuartal pertama 2025, IBC masih menunggu kelengkapan dokumen dari pihak CATL, menambah ketidakpastian seputar kelanjutan proyek ini.