Tragedi di Gaza Bayangi Festival Film Cannes: Harapan Hancur di Tengah Konflik
Festival Film Cannes tahun ini dibayangi oleh tragedi mendalam akibat konflik yang sedang berlangsung di Gaza. Sebuah film dokumenter yang seharusnya menjadi perayaan kolaborasi dan harapan, kini menjadi pengingat pahit akan dampak perang terhadap kehidupan individu.
Kisah bermula ketika seorang pembuat film, yang dulunya seorang pengungsi dari Iran, membuat sebuah film yang sangat personal dengan berkolaborasi bersama seorang gadis muda Palestina bernama Hassouna. Lebih dari 200 hari, mereka berkomunikasi melalui panggilan video, merekam kehidupan dan pengalaman di tengah konflik yang berkecamuk. Kabar gembira datang pada 15 April ketika film tersebut terpilih untuk ditayangkan di Festival Film Cannes. Impian untuk menghadiri festival bergengsi itu pun mulai diwujudkan.
Namun, kebahagiaan itu sirna dalam sekejap. Keesokan harinya, 16 April, serangan udara Israel menghantam rumah keluarga Hassouna di Gaza, merenggut nyawanya beserta 10 anggota keluarganya. Hanya ibunya yang selamat dari tragedi tersebut. Peristiwa ini sontak mengguncang komunitas film dan memicu gelombang reaksi global.
Militer Israel mengklaim bahwa serangan tersebut menargetkan seorang anggota Hamas. Namun, kelompok-kelompok kebebasan media, seperti Reporters Without Borders (RSF), mengecam tindakan tersebut dan menuduh Israel melakukan pembantaian terhadap jurnalis Palestina. Festival Film Cannes pun menyampaikan pernyataan yang mengungkapkan kengerian dan kesedihan yang mendalam atas tragedi yang menimpa Hassouna dan keluarganya.
Sang pembuat film, Sepideh, mengungkapkan bahwa dirinya terus berharap hingga akhir bahwa Hassouna akan selamat dan dapat hadir di festival. Namun, kenyataan pahit menghancurkan semua harapan itu. Film dokumenter ini diprediksi akan menarik perhatian besar di Cannes, yang tahun lalu pun sudah diwarnai oleh isu konflik. Insiden seperti gaun Cate Blanchett yang dianggap sebagai penghormatan terhadap bendera Palestina menjadi sorotan.
Festival Cannes 2024 berlangsung di tengah bayang-bayang serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023, yang memicu respons militer Israel yang menghancurkan di Gaza. Jumlah korban tewas terus meningkat, dan usulan kontroversial seperti pemukiman kembali warga Gaza oleh mantan Presiden AS Donald Trump semakin memperkeruh suasana.
Di tengah blokade bantuan dan potensi serangan yang lebih luas, dunia akan mengamati dengan seksama apakah para selebritas yang hadir di Cannes akan mengambil sikap terhadap konflik tersebut. Aksi seperti yang dilakukan oleh Tilda Swinton di Berlinale sebelumnya, yang mengecam pembunuhan massal dan pembangunan properti yang kontroversial, menjadi contoh bagaimana isu-isu global dapat masuk ke dalam panggung perfilman.
Berikut adalah beberapa poin penting yang perlu diperhatikan:
- Tragedi pribadi: Kematian Hassouna dan keluarganya menyoroti dampak kemanusiaan dari konflik.
- Kebebasan media: Tuduhan terhadap Israel terkait pembantaian jurnalis Palestina menimbulkan pertanyaan tentang kebebasan pers di zona konflik.
- Politik di Cannes: Festival Film Cannes menjadi ajang di mana isu-isu politik global dapat diekspresikan melalui berbagai cara.
- Reaksi selebritas: Tindakan dan pernyataan para selebritas di festival akan menjadi sorotan publik.
- Krisis Gaza: Situasi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza terus menjadi perhatian internasional.
Festival Film Cannes tahun ini bukan hanya tentang perayaan sinema, tetapi juga tentang kesadaran, solidaritas, dan harapan di tengah tragedi dan konflik yang terus berlanjut.