Sorotan Kinerja Wasit IBL 2025: Klub Ajukan Protes, Liga Beri Tanggapan
Klub IBL Ajukan Protes Terkait Kualitas Kepemimpinan Wasit, Liga Berjanji Evaluasi
Kompetisi Indonesian Basketball League (IBL) 2025 diwarnai dengan serangkaian protes dari sejumlah klub terkait kualitas kepemimpinan wasit. Operator liga pun memberikan tanggapan terkait keluhan tersebut. Protes ini muncul akibat beberapa keputusan kontroversial yang dinilai merugikan tim-tim tertentu selama pertandingan berlangsung.
Kontroversi dalam dunia olahraga, terutama yang melibatkan penilaian manusia, bukanlah hal baru. Dalam IBL 2025, beberapa insiden memicu kekecewaan dan protes dari klub yang merasa dirugikan. Keluhan meliputi kesalahan penghitungan shot clock dan bad call yang dianggap memengaruhi hasil pertandingan. Dua contoh terbaru terjadi pada pekan ke-14 IBL 2025.
Pelatih RANS Simba Bogor, Tony Garbelotto, menyampaikan protesnya setelah pertandingan melawan Hangtuah Jakarta. Meskipun RANS memenangkan pertandingan dengan skor 86-70, Garbelotto mempertanyakan pengusiran Devon van Ostrum. Ia berpendapat bahwa tayangan ulang menunjukkan double intentional foul seharusnya diberikan.
Sehari kemudian, giliran Hangtuah Jakarta yang mengajukan protes setelah kekalahan 82-90 dari Dewa United Banten. Protes ini berkaitan dengan pelanggaran yang dilakukan Gelvis Solano terhadap Adonys Henriquez. Hangtuah merasa bahwa pelanggaran tersebut seharusnya dinilai lebih berat karena Solano adalah pemain terakhir yang menjaga Henriquez saat berlari ke ring. Awalnya, wasit memberikan sanksi unsportsmanlike foul, namun kemudian menurunkannya setelah melihat tayangan ulang melalui Instant Replay System (IRS).
Pelatih Hangtuah Jakarta, Wahyu Widayat Jati, mengungkapkan kekecewaannya dalam konferensi pers setelah pertandingan. Ia berharap para wasit memandang tugas mereka sebagai pekerjaan profesional agar tidak merugikan tim-tim kecil dalam pengambilan keputusan. Munculnya protes ini menjadi sorotan, mengingat IBL telah mengadakan penataran wasit di awal musim untuk meningkatkan kualitas dan kinerja mereka.
Sebelumnya, kontroversi juga terjadi dalam pertandingan yang melibatkan Tangerang Hawks melawan Satria Muda Pertamina Jakarta dan Prawira Bandung. Hal ini semakin menambah daftar panjang keluhan terhadap kepemimpinan wasit di IBL 2025.
Menanggapi protes tersebut, Direktur Utama IBL, Junas Miradiarsyah, menyatakan bahwa pihaknya bersama PERBASI (Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia) secara rutin melakukan evaluasi terhadap kinerja wasit. Sanksi akan diberikan kepada wasit yang terbukti melakukan kesalahan. Junas mengakui bahwa keputusan yang merugikan tim memang tidak dapat dihindari sepenuhnya dalam setiap pertandingan. Ia berharap kejadian serupa tidak akan terulang di masa depan.
Junas menambahkan bahwa IBL dan PERBASI akan terus bekerja sama untuk meningkatkan kualitas wasit. Evaluasi pasca-pertandingan akan dilakukan, dan tindakan tegas akan diambil jika ditemukan kasus signifikan. Meskipun demikian, Junas juga menekankan pentingnya memberikan kesempatan bagi wasit untuk berkembang dan mendapatkan pengalaman memimpin pertandingan. Penghukuman yang terus-menerus dinilai tidak akan efektif dalam jangka panjang.
IBL menegaskan komitmennya untuk terus berupaya meningkatkan kualitas kompetisi, termasuk meningkatkan kualitas kepemimpinan wasit. Evaluasi dan sanksi merupakan bagian dari mekanisme yang diterapkan untuk memastikan pertandingan berjalan dengan adil dan profesional.