Aramco Catat Penurunan Laba Kuartal Pertama 2025 Akibat Tekanan Harga Minyak
Aramco Tertekan Penurunan Harga Minyak dan Kenaikan Biaya Operasional
Perusahaan energi raksasa asal Arab Saudi, Aramco, melaporkan penurunan laba bersih sebesar 4,6% pada kuartal pertama tahun 2025. Penurunan ini disebabkan oleh kombinasi faktor, termasuk penurunan harga minyak global dan peningkatan biaya operasional perusahaan.
Dalam laporan keuangan yang dirilis pada hari Minggu, Aramco mengungkapkan laba bersih sebesar 97,54 miliar riyal Saudi (SAR), setara dengan sekitar 26,01 miliar dolar AS, untuk periode tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2025. Meskipun angka ini masih melampaui perkiraan median para analis sebesar 25,36 miliar dolar AS, hal ini menandai penurunan yang signifikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Penurunan laba ini terjadi di tengah fluktuasi harga minyak yang disebabkan oleh ketidakpastian ekonomi global. Harga minyak Brent, sebagai patokan global, telah mengalami tekanan sejak mencapai puncak 82,03 dolar AS per barel pada bulan Januari. Pada penutupan perdagangan terakhir, harga Brent berada di level 63,91 dolar AS.
Dampak pada Dividen dan Investasi
Aramco mengonfirmasi total dividen sebesar 21,36 miliar dolar AS untuk kuartal pertama. Dari jumlah tersebut, sebagian kecil merupakan dividen berbasis kinerja, sebuah mekanisme yang diperkenalkan setelah lonjakan harga minyak pada tahun 2022. Namun, dengan melemahnya harga minyak, Aramco memperkirakan total dividen tahun ini akan turun tajam menjadi 85,4 miliar dolar AS dari lebih dari 124 miliar dolar AS pada tahun lalu. Dividen berbasis kinerja bahkan dipangkas sekitar 98% akibat penurunan arus kas bebas (free cash flow).
Pada kuartal I-2025, free cash flow Aramco tercatat sebesar 19,2 miliar dolar AS, turun 15,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara belanja modal (capital expenditure/capex) naik 15,9 persen menjadi 12,5 miliar dollar AS. Untuk sepanjang tahun, Aramco menargetkan investasi modal antara 52–58 miliar dollar AS.
Penurunan pendapatan dari sektor minyak ini juga berpotensi berdampak pada ambisi pembangunan Arab Saudi di bawah program Visi 2030, yang bertujuan untuk mendiversifikasi ekonomi negara itu dan mengurangi ketergantungan pada pendapatan minyak. Pemerintah Saudi mulai memprioritaskan proyek-proyek penting, seperti renovasi dan pembangunan 15 stadion jelang Piala Dunia 2034, ketimbang proyek futuristik seperti kota canggih di gurun.
Strategi Aramco di Tengah Tantangan
CEO Aramco, Amin Nasser, mengakui bahwa dinamika perdagangan global memengaruhi pasar energi pada awal tahun ini. Ia menekankan pentingnya perencanaan modal yang disiplin dan mempertahankan pandangan jangka panjang. Aramco juga berencana untuk meningkatkan produksi setelah OPEC+ sepakat untuk menaikkan produksi masing-masing sebesar 411.000 barel per hari (bph) pada bulan Mei dan Juni. Hal ini akan mendorong produksi Saudi mendekati 9,37 juta bph dari sekitar 9 juta bph sebelumnya.
Nasser menegaskan bahwa kapasitas cadangan produksi Aramco yang besar memungkinkan perusahaan merespons kebutuhan pasar dengan cepat.
Berikut adalah poin-poin penting yang dapat ditarik dari laporan ini:
- Penurunan Laba: Laba bersih Aramco turun 4,6% pada kuartal pertama 2025.
- Penyebab: Penurunan ini disebabkan oleh penurunan harga minyak dan peningkatan biaya operasional.
- Dividen: Total dividen kuartal pertama adalah 21,36 miliar dolar AS, tetapi dividen tahunan diperkirakan akan turun.
- Investasi: Aramco menargetkan investasi modal antara 52–58 miliar dolar AS untuk sepanjang tahun.
- Dampak Visi 2030: Penurunan pendapatan minyak dapat memengaruhi proyek-proyek ambisius di bawah Visi 2030.
- Produksi: Aramco berencana untuk meningkatkan produksi setelah kesepakatan OPEC+.