Mahasiswi ITB Dibebaskan dari Penahanan Terkait Unggahan Meme Kontroversial
Kasus mahasiswi Institut Teknologi Bandung (ITB) berinisial SSS yang ditahan aparat kepolisian akibat unggahan meme di media sosial, yang menampilkan foto Presiden Prabowo Subianto dan mantan Presiden Joko Widodo, kini memasuki babak baru. SSS, yang merupakan mahasiswi Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB, sebelumnya ditahan atas dugaan penyebaran konten yang dianggap merendahkan atau mencemarkan nama baik. Namun, setelah melalui berbagai pertimbangan, pihak kepolisian memutuskan untuk menangguhkan penahanannya.
Keputusan penangguhan penahanan ini disambut baik oleh pihak ITB. Direktur Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB, Nurlaela Arief, menyampaikan apresiasi kepada kepolisian atas kebijaksanaan tersebut. Ia juga menegaskan bahwa ITB akan bertanggung jawab penuh dalam membina SSS agar menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab, terutama dalam menggunakan media sosial. Pihak kampus akan memberikan pendampingan akademik dan karakter yang komprehensif kepada SSS. ITB berkomitmen untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan, etika, dan adab dalam berkomunikasi dan berekspresi, khususnya di era digital yang penuh tantangan.
Sebagai tindak lanjut dari kasus ini, ITB akan memperkuat program literasi digital, literasi hukum, dan etika berkomunikasi bagi seluruh mahasiswa. Program-program ini akan mencakup diskusi terbuka, kuliah umum, dan kegiatan pembinaan yang melibatkan berbagai pihak, termasuk pakar, dosen, dan teman sebaya. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa tentang pentingnya kebebasan berekspresi yang bertanggung jawab, serta pemahaman yang mendalam tentang hukum dan etika yang berlaku di dunia maya.
ITB juga berharap agar kasus ini menjadi momentum refleksi bagi seluruh civitas akademika. Kebebasan berekspresi merupakan hak yang dilindungi undang-undang, namun pelaksanaannya harus dibarengi dengan tanggung jawab, pemahaman hukum, dan penghormatan terhadap hak dan martabat orang lain. Pihak kampus akan terus berupaya menciptakan lingkungan akademik yang sehat dan berkualitas, di mana kebebasan berpendapat, berekspresi, dan melakukan kajian kritis dapat tumbuh subur, namun tetap dalam koridor kesopanan, etika, dan tanggung jawab.
ITB menekankan pentingnya penggunaan media sosial secara bijak dan bertanggung jawab. Kampus akan terus mendorong mahasiswanya untuk memanfaatkan platform digital secara positif, kreatif, dan produktif, serta menghindari tindakan-tindakan yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Kasus SSS diharapkan menjadi pelajaran berharga bagi seluruh mahasiswa ITB dan masyarakat luas tentang pentingnya etika dan tanggung jawab dalam menggunakan media sosial.