Indonesia Diversifikasi Sumber Impor BBM, Beralih ke Amerika Serikat untuk Perkuat Neraca Perdagangan

Pemerintah Indonesia berencana untuk menghentikan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Singapura secara bertahap dan mengalihkan sebagian besar pasokan ke Amerika Serikat (AS). Langkah strategis ini diungkapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, sebagai bagian dari upaya menyeimbangkan neraca perdagangan antara Indonesia dan AS.

Menurut Bahlil, keputusan ini didasari oleh pertimbangan geopolitik dan geoekonomi global yang dinamis. Perjanjian perdagangan yang telah terjalin dengan AS menjadi landasan kuat untuk diversifikasi sumber impor energi. Indonesia akan meningkatkan pembelian produk-produk energi dari AS, termasuk BBM, minyak mentah, dan LPG. Hal ini diharapkan dapat mengurangi defisit perdagangan yang selama ini dialami AS dengan Indonesia.

Proses pengalihan impor BBM ini diperkirakan akan berlangsung dalam waktu enam bulan ke depan. PT Pertamina (Persero) saat ini tengah melakukan pembangunan dan peningkatan infrastruktur dermaga untuk mengakomodasi kapal-kapal berukuran besar yang mengangkut BBM dari AS. Langkah ini diperlukan karena selama ini impor dari Singapura menggunakan kapal-kapal berukuran lebih kecil.

"Kita membangun yang besar supaya satu kali angkut gak ada masalah. maka pelabuhan yang diperbesar dan kedalamannya harus dijaga," ujar Bahlil.

Bahlil juga menuturkan peralihan impor dari Singapura ke negara lain akan mulai dilakukan dalam waktu 6 bulan ke depan. Hal ini seiring dengan PT Pertamina (Persero) sedang membangun dermaga yang dapat menampung kapal berukuran besar.

Sebelumnya, AS mengenakan tarif impor sebesar 32 persen kepada Indonesia. Namun, penerapan tarif tersebut ditangguhkan selama 90 hari untuk membuka ruang negosiasi perdagangan. Dalam negosiasi yang berlangsung sejak pertengahan April 2025, Indonesia menawarkan peningkatan impor energi dari AS sebagai salah satu solusi untuk menekan tarif impor dan menyeimbangkan neraca perdagangan.

Presiden Prabowo Subianto mengarahkan Kementerian ESDM untuk mengidentifikasi komoditas lain yang dapat diimpor dari AS. Sebagai tindak lanjut, Kementerian ESDM mengusulkan penambahan kuota impor LPG dari AS, dengan nilai mencapai lebih dari 10 miliar dollar AS. Langkah ini diharapkan dapat menyeimbangkan neraca perdagangan antara kedua negara.

Berikut adalah beberapa poin penting terkait pengalihan impor BBM ini:

  • Diversifikasi Sumber Impor: Mengurangi ketergantungan pada satu negara pemasok BBM.
  • Keseimbangan Neraca Dagang: Mengurangi defisit perdagangan AS dengan Indonesia.
  • Peningkatan Impor Energi dari AS: Meningkatkan pembelian BBM, minyak mentah, dan LPG dari AS.
  • Pengembangan Infrastruktur: Pembangunan dermaga baru untuk kapal berukuran besar.
  • Negosiasi Perdagangan: Upaya menekan tarif impor AS melalui peningkatan impor energi.

Dengan langkah-langkah ini, Indonesia berharap dapat memperkuat hubungan ekonomi dengan AS sekaligus menjamin pasokan energi yang stabil dan berkelanjutan.