Indonesia Diversifikasi Sumber Impor BBM, Beralih dari Singapura ke Timur Tengah dan Amerika Serikat
Pemerintah Indonesia tengah merancang strategi diversifikasi sumber impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan mengurangi ketergantungan pada Singapura. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa Indonesia akan mengalihkan sumber impor BBM ke negara-negara di Timur Tengah dan Amerika Serikat.
Keputusan ini didasari oleh evaluasi mendalam terhadap harga dan pertimbangan geopolitik-geoekonomi. Bahlil menjelaskan, harga BBM yang diimpor dari Singapura justru lebih mahal dibandingkan dengan harga dari negara-negara Timur Tengah, padahal jarak geografis Singapura lebih dekat. "Justru harusnya lebih murah dong. Masa barang dekat dia bikin lebih mahal. Tidak hanya itu, ini ada persoalan geopolitik, geoekonomi. Kita kan harus juga membuat keseimbangan bagi yang lain," ujarnya.
Pengalihan sumber impor ini akan dilakukan secara bertahap, dimulai dengan pengurangan impor dari Singapura sebesar 50-60 persen, hingga akhirnya mencapai penghentian total. Pemerintah menargetkan kebijakan ini dapat mulai diimplementasikan pada November 2025. Untuk mendukung kelancaran proses impor dari Timur Tengah dan Amerika Serikat, pemerintah akan meningkatkan kapasitas pelabuhan dengan memperdalam kedalaman dan memperbesar fasilitas.
Selain Timur Tengah, Amerika Serikat akan menjadi salah satu pemasok utama BBM ke Indonesia. Hal ini sejalan dengan perjanjian antara kedua negara yang mencakup pembelian produk-produk Amerika Serikat, termasuk BBM, minyak mentah (crude oil), dan Liquefied Petroleum Gas (LPG). Pemerintah Indonesia berupaya meningkatkan impor komoditas energi dari Amerika Serikat untuk menyeimbangkan neraca perdagangan antara kedua negara. Pemerintah akan menaikkan porsi impor LPG dari AS dari 54 persen menjadi 65 hingga 80 persen. Untuk crude oil, porsi impor akan ditingkatkan dari di bawah 4 persen menjadi lebih dari 40 persen.
Dalam upaya menyeimbangkan neraca perdagangan dengan Amerika Serikat, pemerintah Indonesia berencana meningkatkan impor komoditas energi dari negara tersebut. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa pemerintah akan meningkatkan impor LPG, minyak mentah, dan BBM langsung dari AS dengan nilai lebih dari 10 miliar dolar AS. Langkah ini bukan merupakan penambahan kuota impor, melainkan pengalihan sumber pembelian dari negara lain ke Amerika Serikat.
Selama ini, impor energi Indonesia didominasi oleh negara-negara Timur Tengah, Afrika, dan Asia Tenggara. Dengan diversifikasi sumber impor ini, diharapkan Indonesia dapat memperoleh harga yang lebih kompetitif dan memperkuat hubungan ekonomi dengan negara-negara mitra.
Berikut point pentingnya :
- Pengalihan impor BBM dari Singapura ke Timur Tengah dan Amerika Serikat.
- Evaluasi harga dan pertimbangan geopolitik-geoekonomi sebagai dasar keputusan.
- Implementasi bertahap mulai November 2025.
- Peningkatan kapasitas pelabuhan untuk mendukung impor.
- Peningkatan impor komoditas energi dari Amerika Serikat untuk menyeimbangkan neraca perdagangan.
- Impor LPG dari AS akan naik menjadi 65%-80% dari 54%.
- Impor Crude Oil dari AS akan naik menjadi 40% dari dibawah 4%.