Sanksi Berat untuk Yuran Fernandes: PSM Makassar Ajukan Banding, Pengamat Soroti Proporsionalitas Hukuman

Kontroversi Sanksi Yuran Fernandes: PSM Makassar Berjuang Melalui Banding

Keputusan Komite Disiplin (Komdis) PSSI yang menjatuhkan sanksi berat kepada bek PSM Makassar, Yuran Fernandes, memicu reaksi keras dari berbagai pihak. Yuran dihukum larangan bermain selama 12 bulan di seluruh kegiatan sepak bola Indonesia dan denda sebesar Rp25 juta akibat kritiknya terhadap sepak bola Indonesia di media sosial. Kritikan itu muncul setelah kekalahan PSM Makassar dari PSS Sleman dengan skor 1-3 dalam lanjutan Liga 1.

Manajemen PSM Makassar menyatakan ketidakpuasannya atas keputusan tersebut dan berjanji akan mengajukan banding. Pernyataan resmi klub menegaskan komitmen untuk mendampingi Yuran Fernandes dalam menghadapi situasi sulit ini. Langkah banding ini menjadi harapan bagi Yuran untuk mendapatkan keringanan hukuman, atau bahkan pembatalan sanksi.

Pengamat sepak bola nasional, Muhamad Kusnaeni, turut angkat bicara mengenai kasus ini. Pria yang akrab disapa Bung Kus itu menilai bahwa hukuman yang dijatuhkan kepada Yuran Fernandes terkesan terlalu berat dan berpotensi menjadi perdebatan panjang. Menurutnya, perbedaan pandangan antara Yuran, publik, dan Komdis PSSI sangat mungkin terjadi, tergantung pada perspektif masing-masing.

Bung Kus menyarankan agar PSM Makassar memanfaatkan jalur banding untuk menguji proporsionalitas hukuman yang diterima Yuran. Ia mengakui bahwa pernyataan Yuran di media sosial memang kurang bijaksana. Namun, Bung Kus juga berpendapat bahwa Yuran telah menyadari kekhilafannya dan memberikan klarifikasi atas unggahannya tersebut.

Dari sudut pandang etika, sanksi ini dapat dipandang sebagai upaya penegakan profesionalisme di sepak bola Indonesia. Meskipun demikian, Bung Kus menekankan bahwa perdebatan mengenai proporsionalitas hukuman tetap terbuka lebar. Komdis PSSI sendiri mendasarkan keputusannya pada pasal 59 ayat 2 jo pasal 141 Kode Disiplin PSSI tahun 2023, yang mengatur tentang tindakan tidak sportif dan mencemarkan nama baik sepak bola Indonesia.

Dalam pertandingan kontra PSS Sleman, Yuran Fernandes sebenarnya sempat mencetak gol. Namun, gol tersebut dianulir oleh wasit setelah meninjau VAR yang menunjukkan adanya pelanggaran sebelum gol terjadi. Kekecewaan inilah yang diduga menjadi pemicu luapan emosi Yuran di media sosial.

Berikut poin-poin penting terkait kasus ini:

  • Yuran Fernandes dihukum larangan bermain 12 bulan dan denda Rp25 juta.
  • Hukuman diberikan atas kritiknya terhadap sepak bola Indonesia di media sosial.
  • PSM Makassar akan mengajukan banding.
  • Pengamat sepak bola menilai hukuman terlalu berat.
  • Komdis PSSI mendasarkan keputusan pada Kode Disiplin PSSI.