Abah Yanto: Praktik Dukun Gadungan di Gresik Terbongkar, Raup Ratusan Juta dengan Modus Penggandaan Uang dan Jenglot
Praktik Penipuan Berkedok Ritual Penggandaan Uang Terungkap di Gresik
Kasus penipuan dengan modus spiritual kembali mencuat di Gresik, Jawa Timur. Seorang pria bernama Mulyanto, yang dikenal dengan sebutan Abah Yanto, ditangkap pihak kepolisian atas dugaan penipuan bermodus penggandaan uang. Ironisnya, praktik haram tersebut telah merugikan para korban hingga ratusan juta rupiah.
Pengungkapan kasus ini bermula dari laporan seorang korban berinisial MY yang merasa tertipu setelah menyerahkan uang sebesar Rp 565 juta kepada Abah Yanto. Korban dijanjikan uangnya akan berlipat ganda menjadi Rp 3,9 miliar melalui sebuah ritual khusus. Menindaklanjuti laporan tersebut, polisi melakukan penggerebekan di rumah kontrakan Abah Yanto di Perum Grand Verona Regency dan berhasil mengamankan pelaku beserta barang bukti.
Modus Operandi: Jenglot, Darah, dan Uang Mainan
Dalam menjalankan aksinya, Abah Yanto menggunakan berbagai macam trik untuk meyakinkan para korbannya. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan jenglot sebagai bagian dari ritual penggandaan uang. Selain itu, pelaku juga menggunakan darah yang diduga diperoleh secara ilegal untuk menyiram keris yang diklaim memiliki kekuatan mistis.
Tidak hanya itu, Abah Yanto juga menggunakan uang mainan yang ditata sedemikian rupa di dalam koper untuk memberikan kesan bahwa dirinya benar-benar mampu menggandakan uang. Uang mainan tersebut ditumpuk dan dibendel dengan bagian paling atas tiap bendel diberi selembar uang asli. Koper itu menjadi semacam bukti bahwa dirinya benar-benar bisa menggandakan uang hingga 10 kali lipat, sehingga para korbannya memercayakan uang yang jumlahnya tidak sedikit kepada dirinya.
Keterlibatan Perdagangan Darah Ilegal
Kasus ini juga menyeret nama MI (48), yang diduga terlibat dalam perdagangan darah ilegal. Berdasarkan hasil penyelidikan, Abah Yanto membeli darah manusia kedaluwarsa berlogo PMI dari MI dengan harga ratusan ribu rupiah per kantong. Polisi kemudian menangkap MI dan menjadikannya tersangka dalam kasus ini.
Saat dilakukan pemeriksaan, MI mengaku menjual darah kedaluwarsa tersebut kepada Abah Yanto seharga Rp 400 ribu hingga Rp 500 ribu per kantong. Polisi masih melakukan pengembangan kasus untuk mengungkap jaringan perdagangan darah ilegal ini.
Korban Berasal dari Berbagai Daerah
Korban penipuan Abah Yanto tidak hanya berasal dari Gresik, tetapi juga dari berbagai daerah lain seperti Mojokerto, Surabaya, Bojonegoro, Lamongan, dan Sidoarjo. Untuk menghindari kecurigaan, Abah Yanto menjanjikan penggandaan uang dilakukan secara bertahap. Pelaku juga memutar uang yang dia dapatkan itu dengan memberikan sebagian uang korban satu ke korban sebelumnya dengan sistem seperti gali lubang tutup lubang tapi pelaku sendiri mendapatkan keuntungan dari praktik itu.
Warga Sekitar Mengira Pengobatan Alternatif
Selama setahun mengontrak di perumahan tersebut, warga sekitar mengira Abah Yanto membuka praktik pengobatan alternatif biasa. Awalnya, Abah Yanto mengaku sebagai tukang pijat kepada warga setempat. Namun, lama kelamaan ia mengatakan dirinya membuka praktik pengobatan alternatif.
Banyak orang yang datang bertamu ke rumah Abah Yanto, bahkan terkadang warga harus menegur karena mobil para tamu yang parkir mengganggu warga sekitar. Biasanya, para tamu datang pada malam hari atau menjelang subuh.