Terobosan Baru, Ilmuwan Ciptakan Kontrasepsi Implan Non-Hormonal 'ADAM' untuk Pria dengan Durasi Efektif Dua Tahun

Sebuah inovasi di bidang kontrasepsi pria tengah menjadi sorotan, dengan ilmuwan Amerika Serikat berhasil mengembangkan kontrasepsi implan non-hormonal yang diberi nama 'ADAM'. Alat kontrasepsi ini menawarkan solusi jangka panjang dengan efektivitas yang diklaim dapat bertahan hingga dua tahun.

Perusahaan bioteknologi Contraline, yang berbasis di Amerika Serikat, menjadi pelopor dalam pengembangan hidrogel non-hormonal berbahan dasar air. Hidrogel ini dirancang khusus untuk disuntikkan ke dalam vas deferens, saluran yang membawa sperma, dengan tujuan menghambat pergerakan sperma menuju uretra. Dengan mekanisme ini, potensi terjadinya pembuahan saat berhubungan intim dapat dicegah secara efektif.

Saat ini, 'ADAM' sedang menjalani uji klinis yang melibatkan 25 partisipan pria. Proses uji coba ini telah berlangsung selama 18 bulan dari total periode yang direncanakan selama 3 tahun. Data awal menunjukkan hasil yang menggembirakan, di mana dua peserta yang telah melewati periode 24 bulan menunjukkan hasil negatif sperma dalam analisis air mani mereka.

Keunggulan utama dari 'ADAM' adalah sifatnya yang non-hormonal, yang berpotensi mengurangi risiko efek samping yang sering dikaitkan dengan kontrasepsi hormonal. Selain itu, prosedur pemasangan implan ini tidak memerlukan pembedahan invasif, melainkan hanya melalui suntikan sederhana. Setelah masa efektifnya berakhir, hidrogel akan terurai secara alami dan dikeluarkan dari tubuh melalui proses metabolisme normal, sehingga kesuburan pria akan kembali seperti semula.

Dr. Alexander Pastuszak dari Contraline menekankan bahwa tujuan utama pengembangan 'ADAM' adalah untuk menyediakan opsi kontrasepsi pria yang tahan lama dan sesuai dengan kebutuhan konsumen. Saat ini, pilihan kontrasepsi untuk pria masih terbatas pada kondom dan vasektomi, yang masing-masing memiliki kekurangan dan keterbatasan.

Kontrasepsi implan 'ADAM' menawarkan alternatif yang lebih praktis dan reversibel dibandingkan vasektomi. Cara kerjanya mirip dengan vasektomi, yaitu menghalangi aliran sperma melalui vas deferens. Namun, perbedaannya adalah 'ADAM' tidak memerlukan pembedahan dan efeknya hanya sementara. Pria tetap dapat mengalami ejakulasi, tetapi air mani yang dikeluarkan tidak mengandung sperma.

Selain 'ADAM', penelitian juga tengah difokuskan pada pengembangan pil kontrasepsi pria. Sebuah studi menjanjikan menunjukkan bahwa tablet kontrasepsi non-hormonal yang disebut YCT-529 dapat menghambat produksi sperma dengan memblokir akses vitamin A ke testis.

Dengan berbagai inovasi yang sedang berlangsung, masa depan kontrasepsi pria tampak semakin cerah. 'ADAM' dan pil kontrasepsi pria berpotensi memberikan pilihan yang lebih beragam, efektif, dan aman bagi pria yang ingin berpartisipasi aktif dalam perencanaan keluarga.