Rangkaian Waisak Nasional 2025: Pengambilan Air Suci di Temanggung hingga Doa di Borobudur

Perayaan Waisak Nasional 2569 BE/2025 memasuki hari kedua dengan serangkaian kegiatan yang berpusat di Jawa Tengah, khususnya di kawasan Candi Borobudur dan sekitarnya.

Setelah pengambilan Api Dharma dari Api Abadi Mrapen pada hari sebelumnya, Minggu, 11 Mei 2025, menjadi momentum pengambilan air suci dari Umbul Jumprit, sebuah mata air yang terletak di Kabupaten Temanggung. Prosesi pengambilan air ini menjadi salah satu bagian penting dalam rangkaian ritual Waisak.

Air yang diambil dari Umbul Jumprit kemudian dibawa ke Candi Mendut, Magelang, untuk disakralkan melalui upacara khusus. Pensakralan air ini memiliki makna mendalam bagi umat Buddha, sebagai simbol penyucian dan berkat.

Selain prosesi pengambilan dan pensakralan air suci, rangkaian Waisak Nasional pada hari Minggu juga meliputi berbagai kegiatan lain di kompleks Candi Borobudur. Berikut adalah detail kegiatannya:

  • Doa dan Pradaksina (06.00 – 09.00 WIB) di Pelataran Kenari, Candi Borobudur Kegiatan ini melibatkan doa bersama dan pradaksina, yaitu berjalan mengelilingi candi searah jarum jam. Pradaksina merupakan wujud penghormatan mendalam kepada Sang Buddha.
  • San Bu Yi Bai (06.00 – 09.00 WIB) di Pelataran Kenari, Candi Borobudur Tradisi Mahayana San Bu Yi Bai, atau Tiga Langkah Satu Namaskara, dipimpin oleh Suhu Pushan. Tradisi ini melibatkan penghormatan dengan bersujud setiap tiga langkah sebagai wujud kerendahan hati dan penghormatan.
  • Bakti Sosial Pengobatan Gratis (07.00 – 16.00 WIB) di Taman Lumbini, Zona 2, Candi Borobudur Sebagai bentuk kepedulian sosial, umat Buddha menyelenggarakan bakti sosial berupa pengobatan gratis bagi masyarakat yang membutuhkan.
  • Doa Perdamaian Dunia (07.00 – 17.00 WIB) di Taman Aksobya, Candi Borobudur Nyingma Monlam Chenmo Indonesia menggelar doa aspirasi agung untuk memohon perdamaian bagi Indonesia dan seluruh dunia.
  • Pindapatta Bhikkhu Sangha (09.00 – 11.00 WIB) di Candi Mendut Sebanyak 25 Bhikkhu Sangha melaksanakan tradisi pindapatta, yaitu menerima dana makanan dari umat Buddha. Pindapatta merupakan sarana bagi umat untuk berbuat kebajikan dan mendukung kehidupan para Bhikkhu.
  • Puja Bakti dan Meditasi Malam (19.00 – 21.00 WIB) di Pelataran Kenari, Candi Borobudur Rangkaian kegiatan hari itu ditutup dengan puja bakti dan meditasi malam yang dipimpin oleh YM. Bhikkhu Kamsai Sumano Mahathera. Meditasi malam menjadi momen refleksi dan memperdalam spiritualitas.

Perayaan Waisak bukan sekadar peringatan hari kelahiran, pencerahan, dan parinibbana Sang Buddha. Lebih dari itu, Waisak menjadi momentum penting untuk menyebarkan nilai-nilai luhur seperti cinta kasih, kedamaian, dan kebijaksanaan kepada seluruh makhluk hidup. Melalui berbagai kegiatan yang dilakukan, umat Buddha berharap dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan dunia.