Surplus Produksi Unggas Nasional: Pemerintah Fokus Stabilkan Harga dan Optimalkan Program Gizi
Pemerintah mengklaim produksi telur dan daging ayam di Indonesia mengalami surplus signifikan, melampaui kebutuhan konsumsi nasional. Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkapkan bahwa peningkatan produksi ini merupakan hasil kerja keras Kementerian Pertanian dan menjadi modal penting untuk menjaga ketahanan pangan.
Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilitas Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa, mengapresiasi swasembada perunggasan yang dinilai berhasil memenuhi bahkan melampaui kebutuhan domestik. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa produksi telur ayam pada tahun 2024 mencapai 6,34 juta ton. Proyeksi Neraca Pangan Bapanas per 22 April 2025 memperkirakan kenaikan produksi sebesar 2,78% menjadi 6,52 juta ton, yang melebihi kebutuhan konsumsi nasional sebesar 6,22 juta ton.
Untuk daging ayam ras, data BPS mencatat produksi tahun 2024 sebesar 3,83 juta ton. Estimasi produksi tahun 2025 menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 10,95% menjadi 4,25 juta ton, melampaui kebutuhan konsumsi yang diproyeksikan sebesar 3,87 juta ton.
Menanggapi kondisi surplus ini, Bapanas berupaya menyiapkan ekosistem pascapanen dan hilir untuk menjaga keseimbangan harga dan stok, baik di tingkat petani maupun konsumen. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mendorong pemanfaatan kelebihan produksi untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program ini diharapkan dapat membantu menstabilkan harga di tingkat peternak, sekaligus memberikan manfaat gizi bagi masyarakat.
Bapanas juga mendorong kerja sama antara PINSAR Petelur Nasional (PPN) dan Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (PINSAR) dengan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Tangerang, dimulai pada 9 Mei 2025. Kerjasama ini bertujuan untuk memastikan pasokan telur dan daging ayam yang lancar untuk mendukung program MBG.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Agung Suganda, mengakui bahwa surplus produksi telah menyebabkan penurunan harga telur dan ayam di tingkat peternak. Pemerintah terus berupaya untuk mengangkat harga kedua komoditas tersebut. Agung menyebutkan bahwa harga telur dan daging ayam mulai menunjukkan perbaikan, meskipun masih di bawah harga normal yang diharapkan.
Data dari Panel Harga Pangan Nasional milik Bapanas menunjukkan harga ayam ras pedagang hidup saat ini berada di level Rp 20.073/kg, masih di bawah Harga Acuan Pembelian (HAP) sebesar Rp 25.000/kg. Harga telur ayam di tingkat peternak rata-rata nasional adalah Rp 24.496/kg, juga di bawah HAP sebesar Rp 26.500/kg. Di tingkat konsumen, harga daging ayam rata-rata nasional adalah Rp 34.796/kg (di bawah HAP Rp 40.000/kg), dan harga telur ayam adalah Rp 29.154/kg (sedikit di bawah HAP Rp 30.000/kg).
Berikut rincian HAP:
- Ayam Ras Pedagang Hidup: Rp 25.000/kg
- Telur Ayam (Peternak): Rp 26.500/kg
- Daging Ayam (Konsumen): Rp 40.000/kg
- Telur Ayam (Konsumen): Rp 30.000/kg