Euforia Kemenangan Persib: Dedi Mulyadi Hindari Politik Praktis dan APBD, Siapkan Bonus Pribadi
Kemenangan Persib Bandung dalam Liga 1 musim 2024-2025 disambut gegap gempita oleh berbagai pihak, termasuk mantan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Dedi mengungkapkan kebanggaannya atas prestasi yang diraih tim kebanggaan Jawa Barat tersebut. Namun, di balik euforia itu, Dedi Mulyadi menegaskan komitmennya untuk menjaga profesionalisme klub dan menghindari penggunaan anggaran publik untuk bonus atau kepentingan lainnya.
Menjaga Independensi Persib
Dedi Mulyadi menekankan bahwa Persib Bandung adalah entitas profesional yang seharusnya tidak bergantung pada subsidi dari pemerintah, meskipun tim tersebut merupakan ikon Jawa Barat. Ia dengan tegas menolak alokasi dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk memberikan bonus kepada para pemain dan staf Persib. Penegasan ini disampaikan seusai membuka program pendidikan karakter bagi siswa SMP di Markas Kodim Sumedang pada hari Jumat (9/5/2025). Menurutnya, langkah ini penting untuk menjaga independensi dan profesionalisme klub.
Jauhi Politik Praktis
Lebih lanjut, Dedi Mulyadi mengingatkan semua pihak untuk tidak menyeret kemenangan Persib ke dalam ranah politik praktis. Ia menegaskan bahwa sikap ini telah dipegangnya teguh sejak dulu hingga sekarang. Dedi juga menyampaikan rasa hormatnya kepada Umuh Muchtar, manajer Persib yang dinilainya profesional dalam mengelola tim.
Bonus Pribadi dan Sambutan Meriah
Sebagai bentuk apresiasi atas perjuangan dan dedikasi para pemain Persib, Dedi Mulyadi menyatakan akan memberikan bonus secara pribadi. Ia juga akan menyambut tim Persib di Gedung Sate, yang merupakan simbol pemerintahan Provinsi Jawa Barat. Langkah ini merupakan bentuk dukungan moril dan penghargaan atas prestasi yang telah diraih.
Perubahan Rute Pawai Kemenangan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga telah merencanakan pawai kemenangan untuk merayakan gelar juara Persib. Namun, rute pawai mengalami perubahan untuk memastikan keamanan dan ketertiban masyarakat. Semula, pawai direncanakan dimulai dari Gedung Sate dan berakhir di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA). Akan tetapi, rute tersebut diubah dan berakhir di Gedung Sate. Alternatif titik awal pawai adalah Balai Kota atau Polda Jawa Barat.
Perubahan ini dilakukan untuk menyesuaikan dengan kondisi lapangan dan memastikan perayaan berlangsung lancar dan aman. Gedung Sate dipilih sebagai pusat perayaan karena dinilai lebih representatif sebagai simbol pemerintahan daerah.
Imbauan untuk Bobotoh
Dalam kesempatan tersebut, Dedi Mulyadi juga mengimbau kepada para pendukung Persib, atau yang akrab disapa Bobotoh, untuk merayakan kemenangan dengan tertib dan tidak berlebihan. Ia mengingatkan agar euforia kemenangan tetap dalam koridor keamanan dan ketertiban, serta menghindari tindakan yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Dedi berharap perayaan ini menjadi momentum kebanggaan bersama tanpa menimbulkan gangguan publik atau konflik kepentingan, serta tetap dalam koridor aturan dan etika penyelenggaraan negara.
Berikut poin-poin penting yang disampaikan Dedi Mulyadi:
- Tidak ada alokasi dana APBD untuk bonus Persib.
- Kemenangan Persib tidak boleh diseret ke ranah politik.
- Dedi Mulyadi akan memberikan bonus pribadi.
- Rute pawai kemenangan diubah demi ketertiban.
- Imbauan untuk Bobotoh agar merayakan kemenangan dengan tertib.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat berharap perayaan kemenangan Persib dapat menjadi momentum kebanggaan bersama dan mempererat tali persaudaraan antar warga Jawa Barat.