Sebuah kios di pusat kota Bristol, Inggris, memicu kehebohan dan kecaman setelah menawarkan 'daging anjing organik' untuk dijual. Kios bernama Elwood's Organic Dog Meat ini memasang spanduk yang mengklaim daging tersebut berasal dari anjing yang dipelihara secara bebas, disayangi, dan disembelih secara manusiawi. Menu yang ditawarkan pun cukup beragam, mulai dari kaki Corgi hingga anjing Chihuahua utuh, serta daging babi asap.

Sontak, keberadaan kios ini membuat seorang pembeli merasa jijik dan mempertanyakan izin operasionalnya di pusat kota. Namun, di balik kontroversi ini, terungkap sebuah fakta mengejutkan. Kios 'daging anjing organik' ini ternyata adalah aksi kampanye yang digagas oleh aktivis vegan. Barcode QR yang tertera pada spanduk mengarahkan pengunjung ke situs web yang awalnya mempromosikan daging anjing ternak berkelanjutan. Namun, penelusuran lebih lanjut mengungkapkan bahwa situs tersebut sebenarnya menyerukan pengurangan atau penghapusan konsumsi produk hewani secara keseluruhan.

Aksi ini bertujuan untuk menyoroti 'kemunafikan' yang sering terjadi di masyarakat. Para aktivis vegan berpendapat bahwa banyak orang yang merasa jijik dan menentang konsumsi daging anjing, namun tetap mengonsumsi daging hewan lain seperti sapi, babi, dan domba, tanpa mempertimbangkan bahwa hewan-hewan tersebut juga memiliki perasaan dan layak diperlakukan dengan baik.

Situs web tersebut menekankan bahwa sapi adalah makhluk sosial yang kompleks, babi memiliki kecerdasan yang mengejutkan, ayam cerdas dan peka terhadap kesejahteraan sesamanya, serta domba bersifat damai dan dapat menangkap isyarat emosional pada manusia. Elwood's Organic Dog Meat ingin mengajak masyarakat untuk membuka hati dan mempertimbangkan bahwa hewan-hewan yang biasa dikonsumsi juga layak mendapatkan cinta dan kebaikan.

Pembeli yang awalnya merasa jijik, setelah menelusuri situs web tersebut, mengakui bahwa kampanye ini menyampaikan pesan yang cerdik, meskipun awalnya tampak menjijikkan. Aksi serupa pernah dilakukan oleh Elwood's Organic Dog Meat di Bristol pada musim panas sebelumnya, dan berhasil menimbulkan kebingungan di kalangan masyarakat.