Oknum Polisi Penghalang Peliputan Evakuasi Pendaki Gunung Saeng Diproses Etik
Aipda Roni Setiawan, anggota Polsek Binakal, Bondowoso, menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada awak media atas tindakannya yang menghalangi peliputan evakuasi jenazah pendaki di Gunung Saeng pada tanggal 4 Mei 2025. Permintaan maaf ini difasilitasi langsung oleh Kapolres Bondowoso, AKBP Harto Agung Cahyono, dalam pertemuan yang diadakan pada Jumat (9/5/2025).
Dalam pertemuan tersebut, Aipda Roni Setiawan menjabat tangan dengan para jurnalis di hadapan Kapolres Harto. Sebelumnya, ia juga menyampaikan permintaan maaf secara lisan atas tindakannya. "Saya dari lubuk hati yang dalam, dan dari pribadi saya, dari keluarga, saya meminta maaf atas ketidakprofesionalan saya saat evakuasi korban," ungkap Roni.
Kapolres Harto Agung Cahyono menyatakan bahwa insiden ini akan diproses secara internal. Kasi Propam akan melakukan pemeriksaan mendalam dan menggelar sidang etik terhadap Aipda Roni Setiawan. Harto menegaskan bahwa Polri memiliki kode etik yang harus dijunjung tinggi oleh seluruh anggotanya. Ia juga menyampaikan bahwa kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi seluruh anggota Polri agar tidak terulang kembali.
"Ini cukup yang pertama dan terakhir. Yang pasti ini yang pertama dan terakhir, kami akan berikan tindakan tegas pada yang bersangkutan," tegas Harto.
Ketua IJTI Tapal Kuda, Tomy Iskandar, mengapresiasi respons cepat dari pihak kepolisian dalam menanggapi kejadian ini. Ia menyayangkan tindakan oknum polisi tersebut, namun memastikan bahwa seluruh wartawan yang bertugas saat itu telah menjalankan tugasnya sesuai kode etik jurnalistik dan tidak menghalangi proses evakuasi.
"Mudah-mudahan ini jadi pelajaran bersama," kata Tomy.
Sebelumnya, insiden arogansi oknum polisi ini terjadi saat proses evakuasi jenazah pendaki yang jatuh di Gunung Saeng, Desa Sumberwaru, Kecamatan Binakal, Bondowoso. Oknum polisi tersebut melarang wartawan mengambil gambar dan video, bahkan mengancam dengan tongkat yang dipegangnya. Tindakannya bahkan sampai mendorong anggota Basarnas hingga terjatuh.
IJTI Tapal Kuda dan sejumlah jurnalis telah melayangkan somasi atas kejadian ini.