OJK Soroti Revisi Target Pertumbuhan Ekonomi Global dan Dampaknya pada Indonesia

Pertumbuhan ekonomi global yang melambat memaksa berbagai negara, termasuk Indonesia, untuk merevisi target pertumbuhan mereka. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyoroti dinamika global yang kompleks sebagai penyebab utama tren penurunan ini.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menjelaskan bahwa ketidakpastian global, yang dipicu oleh kebijakan tarif yang diterapkan oleh Amerika Serikat (AS) dan perang dagang antara AS dan China, telah memaksa lembaga-lembaga internasional untuk menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2025. Kondisi ini berdampak luas, dengan hampir semua negara di dunia mengalami revisi target pertumbuhan ekonomi ke bawah.

Indonesia pun tidak luput dari dampak perlambatan ekonomi global. Pada kuartal I-2025, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 4,87 persen. Meskipun angka ini menunjukkan perlambatan dibandingkan kuartal sebelumnya, Mahendra Siregar menekankan bahwa kinerja ekonomi Indonesia relatif lebih baik dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya. Ia berharap resiliensi ekonomi Indonesia dapat terus dipertahankan di tengah dinamika global yang penuh tantangan.

OJK terus berupaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui sektor jasa keuangan. Mahendra Siregar menyatakan bahwa sektor jasa keuangan memiliki peran strategis dalam mendukung berbagai program dan kebijakan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah. Namun, ia juga menekankan pentingnya pengelolaan risiko dan tata kelola yang baik untuk menjaga stabilitas sektor jasa keuangan.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 tumbuh sebesar 4,87 persen secara tahunan (year on year/yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada kuartal IV-2024 yang mencapai 5,11 persen. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia, jika dibandingkan dengan triwulan I-2024, tumbuh sebesar 4,87 persen secara year on year.