Menteri PPPA Berikan Dukungan Penuh kepada Korban Kekerasan Seksual di Samarinda

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi, menunjukkan komitmennya dalam menangani kasus kekerasan terhadap anak dengan mengunjungi Samarinda, Kalimantan Timur, pada hari Jumat (9/5/2025). Kunjungan ini merupakan respons langsung terhadap kasus tragis yang menimpa seorang siswi kelas 5 SD yang menjadi korban kekerasan seksual oleh ayah tirinya hingga hamil.

Setibanya di Samarinda, Menteri Arifatul segera mengunjungi Tim Respon Cepat (TRC) PPA Kaltim dan Dinas Kependudukan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) setempat. Pertemuan ini bertujuan untuk berkoordinasi dan memastikan penanganan kasus berjalan optimal. Menteri Arifatul menyatakan bahwa kehadirannya di Samarinda bukan hanya untuk bersilaturahmi, tetapi juga untuk memberikan dukungan moral dan memastikan pendampingan yang komprehensif bagi korban.

"Tadi sudah ngobrol dengan anak. Saya sempat menangis saat bertemu dan melihat kondisinya," ungkap Menteri Arifatul dengan nada prihatin. Meskipun mengalami trauma mendalam, korban menunjukkan semangat yang luar biasa untuk melanjutkan pendidikan dan bahkan memiliki cita-cita mulia untuk menjadi seorang polisi.

Menyikapi hal ini, Menteri Arifatul memastikan bahwa Kementerian PPPA akan memberikan pendampingan penuh kepada korban. Dukungan ini mencakup:

  • Pemantauan kondisi fisik dan psikologis anak.
  • Pendampingan psikologis untuk mengatasi trauma.
  • Dukungan pendidikan agar korban tetap dapat melanjutkan sekolah.
  • Bantuan hukum jika diperlukan.

Selain itu, Kementerian PPPA juga akan mengimplementasikan program Ruang Bersama Indonesia (RBI) sebagai kelanjutan dari program Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak. RBI akan menjadi wadah kolaborasi antara berbagai lembaga pemerintah, kementerian, dan masyarakat sipil untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi perempuan dan anak-anak di tingkat desa. Program ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan suportif bagi tumbuh kembang anak serta memberdayakan perempuan di seluruh Indonesia. Dengan langkah-langkah konkret ini, Kementerian PPPA berharap dapat memberikan harapan baru bagi korban kekerasan seksual dan memastikan masa depan yang lebih baik bagi mereka.