Wabah Keracunan Makanan Meluas di Sekolah Bogor, Ratusan Siswa Terpapar

Kota Bogor diguncang wabah keracunan makanan yang meluas di kalangan siswa sekolah dasar dan menengah pertama. Diduga berasal dari program makan bergizi gratis (MBG), kasus ini pertama kali dilaporkan pada hari Rabu, dan hingga Kamis jumlah siswa yang terdampak terus meningkat, mencapai angka 171 orang.

Dinas Kesehatan Kota Bogor bergerak cepat melakukan investigasi epidemiologis untuk mengidentifikasi sumber utama keracunan. Kepala Dinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno, menyatakan bahwa pihaknya berkoordinasi erat dengan pihak sekolah dan instansi terkait dalam upaya penanganan, pengambilan sampel makanan dan muntahan siswa, serta memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan makanan.

Jumlah siswa yang terpapar keracunan berasal dari enam sekolah berbeda di Kota Bogor, meliputi:

  • TK Bina Insani: 18 siswa
  • SD Bina Insani: 2 siswa
  • SMP Bina Insani: 82 siswa
  • SD Negeri Kukupu 3: 9 siswa
  • SD Negeri Kedung Jaya 1: 16 siswa
  • SD Negeri Kedung Jaya 2: 43 siswa

Saat ini, puluhan siswa masih menjalani perawatan intensif di berbagai rumah sakit di Kota Bogor. Tercatat, 22 siswa dirawat di enam rumah sakit berbeda, yaitu RS Hermina, RS Azra, RS Islam, RS EMC, RS Graha Medika, dan RS Salak. Sementara itu, 29 siswa lainnya menjalani rawat jalan, dan 120 siswa mengalami keluhan ringan seperti mual, pusing, dan sakit perut.

Gejala yang dialami para siswa meliputi diare, muntah, dan demam tinggi. Dinas Kesehatan terus melakukan pemantauan ketat terhadap kasus keracunan ini hingga tidak ditemukan kasus baru. Selain itu, pengobatan dan rujukan ke rumah sakit terus dilakukan sesuai dengan indikasi medis yang ada.

Sebelumnya, kasus serupa juga menimpa 36 siswa sekolah Bosowa Bina Insani. Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, telah menginstruksikan Dinas Kesehatan untuk memeriksa sampel sisa makanan, muntahan siswa, serta kebersihan peralatan makan. Beliau menekankan pentingnya proses persiapan bahan makanan dan pengolahan yang aman, bersih, dan higienis untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Dedie juga memastikan bahwa semua siswa yang terindikasi keracunan telah mendapatkan perawatan medis yang memadai.