Bill Gates Berencana Hibahkan Hampir Seluruh Kekayaannya untuk Aksi Kemanusiaan
Bill Gates Mantap Salurkan Sebagian Besar Kekayaannya untuk Amal
Bill Gates, pendiri Microsoft, mengumumkan rencana ambisiusnya untuk menyumbangkan hampir seluruh kekayaannya dan mengakhiri operasional Gates Foundation dalam dua dekade mendatang. Pengumuman ini disampaikan melalui blog pribadinya pada hari Kamis, 9 Mei 2025, menandai komitmennya yang mendalam terhadap filantropi.
"Ketika saya meninggal, orang-orang akan mengatakan banyak hal tentang saya, tetapi saya bertekad bahwa 'dia meninggal dalam keadaan kaya' tidak akan menjadi salah satunya," tulis Gates. Ia menekankan urgensi untuk mengatasi berbagai masalah global yang mendesak, sehingga sumber daya yang dimilikinya dapat dimanfaatkan untuk membantu mereka yang membutuhkan.
Dengan kekayaan bersih yang diperkirakan mencapai 168 miliar dollar AS, Gates telah lama dikenal karena komitmennya untuk menyumbangkan sebagian besar hartanya untuk kegiatan filantropi. Bahkan, pada Juli 2022, ia menyatakan tujuannya untuk keluar dari daftar orang terkaya di dunia. Kini, Gates menetapkan target yang lebih konkret, yaitu menghentikan operasional Bill & Melinda Gates Foundation pada 31 Desember 2045.
Kontribusi dan Target Yayasan Gates
Sejak didirikan pada tahun 2000, yayasan ini telah menyalurkan lebih dari 100 miliar dollar AS untuk berbagai program global, termasuk:
- Pemberantasan penyakit
- Penanggulangan kemiskinan
- Perubahan iklim
- Peningkatan akses layanan kesehatan dan pendidikan
Gates memperkirakan yayasan tersebut masih dapat menyalurkan hingga 200 miliar dollar AS hingga tahun 2045, tergantung pada inflasi dan kondisi pasar. Anggaran tahunan yayasan juga akan ditingkatkan dari 6 miliar dollar AS menjadi 9 miliar dollar AS.
Dalam dua dekade mendatang, Gates menargetkan pengurangan kematian ibu dan anak akibat penyakit yang dapat dicegah, membantu memberantas penyakit seperti polio, malaria, campak, dan cacing Guinea, serta mendanai pendidikan dan pertanian di negara-negara Afrika agar ratusan juta orang dapat keluar dari kemiskinan.
Pentingnya Kemitraan
Namun, Gates menyadari bahwa yayasannya tidak dapat bekerja sendiri. Ia menekankan pentingnya kemitraan dengan pemerintah dalam mencapai tujuan-tujuan tersebut. Ia menyoroti pemangkasan besar anggaran bantuan global oleh sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat, yang menciptakan kekosongan yang sulit diisi oleh lembaga filantropi mana pun.
"Tidak ada organisasi filantropi, bahkan yang sebesar Yayasan Gates, yang dapat menutupi kesenjangan dalam pendanaan yang muncul saat ini," tulisnya. Ia juga mempertanyakan apakah negara-negara terkaya di dunia akan terus membela rakyatnya yang termiskin.
Pengaruh Orang Tua dan Warren Buffett
Nilai-nilai filantropi telah ditanamkan dalam diri Gates sejak kecil. Ibunya, Mary Gates, yang wafat pada tahun 1994, percaya bahwa siapa yang diberi banyak, juga harus memberi banyak. Ia selalu mengingatkan Gates bahwa kekayaan adalah titipan yang harus dikembalikan kepada masyarakat. Ayahnya, yang juga ikut membentuk dan memimpin yayasan sebelum wafat pada tahun 2020, memiliki pandangan serupa.
Sahabatnya, miliarder Warren Buffett, juga menjadi inspirasi besar. Buffett telah menyumbangkan puluhan miliar dollar AS untuk kegiatan sosial dan meminta anak-anaknya menyumbangkan 99 persen sisa kekayaannya setelah ia wafat. Buffett pula yang mendorong Gates untuk menyumbangkan seluruh hartanya. "Ia adalah orang pertama yang memperkenalkan saya pada gagasan untuk menyumbangkan segalanya," tulis Gates.
Pada tahun 2010, Gates bersama Buffett dan mantan istrinya, Melinda French Gates, mendirikan inisiatif Giving Pledge, yang mengajak miliarder dunia untuk berkomitmen menyumbangkan sebagian besar kekayaan mereka semasa hidup. Kini, lebih dari 240 miliarder telah bergabung dalam inisiatif ini.
Gates juga menyebut nama Andrew Carnegie, taipan industri baja asal Amerika Serikat yang menulis esai "The Gospel of Wealth" pada tahun 1889. Esai itu menyatakan, "Orang yang meninggal dalam keadaan kaya akan meninggal dalam keadaan malu." Kalimat itu melekat kuat dalam pikiran Gates dan mendorongnya untuk mempercepat ritme donasinya.
"Saya berharap orang kaya lainnya mempertimbangkan seberapa besar mereka dapat mempercepat kemajuan bagi orang-orang termiskin di dunia jika mereka meningkatkan kecepatan dan skala pemberian mereka," tulis Gates.
Optimisme dan Tujuan Filantropi
Meskipun menghadapi tantangan global yang besar, Gates tetap optimis terhadap masa depan. Ia percaya bahwa banyak hal akan membaik dalam dua dekade mendatang berkat kemajuan teknologi dan layanan kesehatan, terutama dengan hadirnya kecerdasan buatan (AI).
"Saya pikir objektif untuk mengatakan kepada Anda bahwa segala sesuatunya akan lebih baik dalam 20 tahun ke depan," kata Gates kepada The New York Times.
Bahkan tanpa optimisme tersebut, Gates menegaskan bahwa ia akan tetap memilih jalan filantropi. Ia menyatakan bahwa uang yang dimilikinya harus dikembalikan kepada masyarakat dengan cara yang paling efektif untuk menciptakan dampak positif.