Jakarta Timur Gencarkan Penanggulangan TBC: Ribuan Kasus Terdeteksi, Program Jemput Bola Digalakkan
Pemerintah Kota Jakarta Timur meningkatkan upaya penanggulangan tuberkulosis (TBC) menyusul terdeteksinya 2.645 kasus di wilayah tersebut selama periode Januari hingga Maret 2025. Menyikapi kondisi ini, Pemkot Jakarta Timur akan mengintensifkan program "jemput bola" guna menjangkau masyarakat yang belum terdeteksi dan memberikan penanganan yang tepat.
Wali Kota Jakarta Timur, Munjirin, menekankan pentingnya strategi proaktif ini untuk mempercepat penemuan kasus TBC di masyarakat. Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur bersama Puskesmas di tingkat kelurahan dan kecamatan akan terjun langsung ke lapangan untuk melakukan skrining dan deteksi dini.
Selain itu, program kampung siaga TBC juga akan digencarkan sebagai bagian dari upaya komprehensif menekan angka infeksi TBC di Jakarta Timur. Program ini telah diinisiasi sejak tahun lalu dan Kampung Rambutan dinilai sebagai salah satu yang terbaik dalam penanganan TBC.
Data dari Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur menunjukkan bahwa kasus TBC tersebar di seluruh 10 kecamatan di Jakarta Timur. Cakung mencatat angka tertinggi dengan 225 kasus, diikuti Jatinegara (206) dan Pulogadung (193). Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, Herwin Meifendy, menjelaskan bahwa seluruh pasien yang terdeteksi akan menjalani pengobatan intensif selama beberapa bulan.
- Pemeriksaan TBC gratis di Puskesmas, Klinik, dan Rumah Sakit
Herwin menjelaskan, proses penanganan TBC dimulai dengan identifikasi warga yang diduga terinfeksi, kemudian dilakukan pemeriksaan di fasilitas kesehatan seperti puskesmas atau klinik. Jika terdiagnosis positif TBC, pasien akan menjalani pengobatan selama enam bulan secara gratis.
Ia juga menambahkan, keberhasilan pengobatan TBC mencapai 65 persen. Namun, pasien yang putus pengobatan harus mengulanginya dari awal. Pemerintah Kota Jakarta Timur menjamin pengobatan gratis bagi seluruh warga yang terjangkit TBC. Masyarakat diimbau untuk segera memeriksakan diri ke puskesmas, klinik, atau rumah sakit terdekat jika mengalami gejala TBC.
Faktor demografi dan mobilitas penduduk juga menjadi perhatian. Cakung menjadi wilayah dengan kasus TBC tertinggi karena jumlah penduduknya yang padat. Sementara itu, Pulogadung, dengan keberadaan terminal dan kedekatannya dengan wilayah lain, rentan terhadap migrasi penduduk yang dapat membawa serta potensi penyebaran penyakit.
Dari total kasus yang tercatat, 324 kasus TBC terjadi pada anak-anak. Herwin menjelaskan bahwa penularan TBC pada anak-anak sering kali disebabkan oleh kontak erat dengan orang terdekat, seperti anggota keluarga, teman bermain, atau tetangga. Hal ini menggarisbawahi pentingnya kewaspadaan dan deteksi dini pada kelompok rentan.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, Pemkot Jakarta Timur berharap dapat menekan angka TBC dan mewujudkan wilayah yang sehat dan bebas dari penyakit menular.