Fenomena Alamiah di Vatikan: Kemunculan Anak Burung Camar Iringi Terpilihnya Paus Leo XIV
Momen pemilihan Paus Leo XIV di Vatikan pada Kamis (8/5) lalu, tidak hanya diwarnai dengan tradisi keluarnya asap putih dari cerobong Kapel Sistina, tetapi juga kehadiran seekor anak burung camar yang sontak menarik perhatian khalayak.
Kejadian unik ini tertangkap kamera saat siaran langsung konklaf, memperlihatkan anak burung camar abu-abu bersama induknya bertengger di atap Kapel Sistina. Kemunculan burung camar ini bertepatan dengan momen krusial saat asap putih mengepul, menandakan terpilihnya pemimpin baru bagi umat Katolik sedunia.
Sontak, kejadian ini memicu berbagai reaksi dari umat Katolik dan warganet. Banyak yang menganggapnya sebagai pertanda baik, bahkan simbolisme surgawi. Beberapa pengguna media sosial mengaitkan perilaku induk burung camar yang terlihat memberi makan anaknya di atap Kapel Sistina dengan terpilihnya Paus baru.
Seorang profesor sejarah bahkan menulis di akun media sosial X miliknya, bahwa kemunculan bayi burung camar membuat orang-orang di Alun-Alun Santo Petrus bersemangat, sebelum asap putih muncul.
Kehadiran kawanan burung camar di sekitar Kapel Sistina sebenarnya sudah menjadi perhatian sejak hari Rabu (7/5), saat proses konklaf dimulai. Dunia terpaku pada siaran langsung yang menyorot cerobong asap kapel, dan burung-burung camar ini pun turut menjadi sorotan, bahkan dijuluki sebagai "Burung camar yang paling banyak ditonton yang pernah ada".
Puncak dari peristiwa ini terjadi pada Kamis sore, ketika asap putih akhirnya keluar dari cerobong asap Kapel Sistina, tepat setelah pukul 18.00 waktu setempat. Momen ini menandai terpilihnya Kardinal Robert Prevost dari Chicago, AS, sebagai Paus Leo XIV. Prevost mencatatkan sejarah sebagai Paus pertama yang berasal dari Amerika Serikat.
Fenomena alamiah ini, di mana kemunculan anak burung camar beriringan dengan terpilihnya Paus Leo XIV, menjadi perbincangan hangat dan menambah warna tersendiri dalam sejarah Vatikan.